Untuk itu, PT Vale berkomitmen untuk mengelola dampak-dampak tersebut dengan melakukan konservasi keanekaragaman hayati, reklamasi progresif dan rehabilitasi pascatambang.
Hingga akhir Juni 2024, PT Vale telah melakukan pembukaan lahan sebesar 5.761 hektare.
"Hingga Juni 2024, kami telah melakukan reklamasi terhadap 3.780 hektare lahan yang kami buka. Artinya, 65 persen lahan yang kami buka telah direklamasi," kata Senior Manager Operational Environment and Reclamation PT Vale, Muhammad Firdaus Muttaqi.
Dalam proses reklamasi, PT Vale melakukan 8 tahapan yakni menutup lubang bekas tambang, membentuk lereng atau kontur dan menghamparkan tanah pucuk yang kaya akan unsur hara.
"Setelah itu kami bentuk untuk pengendalian erosi. Ini penting karena air hujan jika dibiarkan mengalir seperti biasa itu dapat merusak," tambahnya.
Lanjut Firdaus, setelah pengendalian erosi maka dilakukan perbaikan kualitas tanah menggunakan kompos dan kemudian ditanami pohon serta cover crop.
"Jika ada tanaman yang mati maka akan ditanami kembali. Sementara tanaman yang tumbuh, akan dilakukan pemeliharaan dan pembersihan dari gulma," jelasnya.
Ada lima jenis tanaman reklamasi yang dimanfaatkan oleh PT Vale dalam proses rehabilitasi lahan seperti tanaman penutup tanah atau cover crop, pohon perintis, pohon lokal, tanaman multiguna (MPTS) dan pohon endemik. (*)