TRIBUN-TIMUR.COM - Putra Luwu Raya tak terakomodir jajaran direksi dan dewan komisaris PT Vale Indonesia Tbk.
Hal itu berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Senin (28/7/2025).
Bernardus Irmanto diangkat Presiden Direktur dan CEO menggantikan Febriany Eddy.
Fauzambi Syahrul Multhazar Presiden Komisaris, Katherine Angela Oendoen dan Shiro Imai komisaris baru.
Heriyanto Agung Putra dipercaya Chief Human Capital Officer, Budiawansyah Direktur sekaligus Chief Sustainability and Corporate Affairs Officer.
Baca juga: Susunan Baru Direksi dan Komisaris PT Vale Disahkan dalam RUPSLB
Ketua Badan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Luwu Raya (BPW KKLR) Sulawesi Selatan, Hasbi Syamsu Ali, menyayangkan tidak adanya keterwakilan Luwu Raya dalam struktur kepemimpinan baru perusahaan PT Vale.
Padahal PT Vale beroperasi di Luwu Timur selama puluhan tahun.
"Sejak Luwu masih satu kabupaten hingga kini terbagi menjadi empat daerah otonom, PT Vale telah mengambil manfaat dari tanah ini," ujarnya, Sabtu (2/8/2025).
Namun belum ada satupun putra daerah dipercaya menduduki komisaris atau direksi.
Luwu Raya (Luwu, Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur) merupakan pusat operasi utama PT Vale di Indonesia.
Kontribusi SDM lokal dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan masih sangat minim, bahkan nyaris tak terlihat.
Hasbi mendorong PT Vale untuk membuka ruang bagi tokoh lokal.
“Kalau jabatan direksi memang membutuhkan keahlian teknis khusus, setidaknya posisi komisaris bisa diberikan kepada Wija to Luwu yang punya kapasitas. Jangan sampai daerah ini hanya jadi ladang eksploitasi tanpa representasi,” tegasnya.
Kehadiran tokoh lokal di level komisaris dapat menjadi simbol penghargaan dan itikad baik perusahaan terhadap masyarakat setempat.
Ia juga menekankan pentingnya partisipasi dan keadilan dalam pengelolaan sumber daya di tanah Luwu.