TRIBUN-TIMUR.COM - Bripka Sulaeman terjatuh, kepalanya terbentur di aspal dan kejang-kejang di tengah kondisi anggota Polisi lainnya membubarkan demo mahasiswa di Jl Sultan Alauddin, Makassar, Sulaswesi Selatan, Senin (8/7/2024) sore.
Bripka Sulaeman merupakan Kepala Bhabinkamtibmas Kelurahan Kassi-Kassi, Rapoccini, Makassar ikut mengawal demo yang digelar sejumlah mahasiswa depan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) itu.
Belakangan kabar yang diperoleh, sebanyak 8 mahasiswa Unismuh Makassar ditangkap.
Sementara Bripka Sulaeman langsung dilarikan ke rumah sakit.
Mulanya demo mahasiswa Unismuh Makassar ini berlangsung lancar dengan diwarnai aksi bakar ban dan orasi.
Selang beberapa saat, massa aksi menahan truk kontainer lalu dijadikan panggung orasi.
Akibatnya, kemacetan panjang pun tidak terhindarkan di ruas poros Makassar-Gowa.
Melihat kemacetan panjang terjadi, aparat kepolisian beberapa kali mengupayakan agar massa aksi meloloskan truk kontainer menutup badan jalan.
Baca juga: Ini Tuntunan Mahasiswa Demo di Batas Gowa-Makassar, Singgung Pendidikan Gratis
Namun upaya itu tidak diindahkan, hingga personel kepolisian berseragam dinas membubarkan paksa aksi.
Dalam rekaman video diperoleh, saat pembubaran, beberapa mahasiswa mencoba kabur dari sergapan polisi.
Namun, upayanya kabur gagal karena berhasil diringkus lalu diamankan.
Terlihat juga seorang polisi tergeletak di badan jalan dan harus dibopong oleh rekannya.
"Iya dibubarkan karena menutup jalan. ada korban anggota itu sudah di bawah ke RS (Bhayangkara)," kata Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Wahiduddin dikonfirmasi wartawan.
Dirinya mengaku belum mengetahui persis penyebab anggota Polri itu tergeletak di badan jalan.
Kronologi Bripka Sulaeman Terjatuh
Bermula saat polisi hendak membubarkan demo yang mengakibatkan kemacetan panjang di jalan poros Makassar-Gowa.
Saat pembubaran berlangsung, beberapa mahasiswa hendak diringkus.
Satu diantaranya yang hendak diamankan, diduga melawan hingga membuat polisi bernama Bripka Sulaiman terjatuh ke aspal.
Saat terjatuh, kepala Bhabinkamtibmas Kelurahan Kassi-Kassi ini terbentur di aspal hingga mengeluarkan darah.
"Bripka Sulaiman terjatuh dan kepalanya terbentur di aspal hingga mengeluarkan darah serta Bripka Sulaiman sempat mengalami kejang-kejang," kata Kapolsek Rappocini AKP Mustari, dalam keterangan tertulisnya.
Melihat kejadian itu, sejumlah polisi di lokasi langsung membopong Bripka Sulaiman lalu dibawa ke RS Bhayangkara.
"Personil langsung menolong Bripka Sulaiman dan membawa ke RS Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan medis," ujarnya.
Kondisi Bripka Sulaiman kini masih menjalani perawatan medis dengan perban yang menutupi luka di kepalanya.
Sementara mahasiswa yang diduga melakukan perlawanan hingga Bripka Sulaiman terjatuh, kata AKP Mustari bernama Saiful (20).
Saiful pun kini diamankan di Mapolrestabes Makassar untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
8 Mahasiswa Ditangkap
Data diperoleh, delapan mahasiswa ditangkap itu berasal Komite Aktivis Mahasiswa Rakyat Indonesia (KAMRI).
Mereka berasal dari beberapa kampus berbeda di Kota Makassar.
Yaitu, Saiful (20) Akbar alias Wandi (20), Amar (20), Suwandi alias Wandi (20), Abd Hakim alias Mul (18), Ayyub Auliya (20), Andi (20) dan Muslimin (20).
"8 orang tersebut dibawa ke mako Polrestabes Makassar guna dilakukan proses penyidik," ujar AKP Mustari.
Tuntutan Mahasiswa Saat Demo
Massa aksi bergantian berorasi menggunakan toa atau pengeras suara.
Salah seorang orator mengatakan demokrasi di kepemimpinan Presiden Jokowi dianggap telah dikebiri.
"Tidak sesuai dengan dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat," katanya saat berorasi.
Dia menilah bahwa pendidikan sangat penting bagi kemajuan bangsa.
Apalagi masih banyaknya masyarakat kurang mampu yang tidak bisa sekolah. Termasuk berkuliah.
"Pendidikan hari ini hanya bisa ditempuh bagi kaum yang punya ekonomi tinggi," jelasnya
"Masih banyak anak-anak yang tidak menempuh pendidikan karena masalah ekonomi," sambungnya
Berikut tuntutan Komrad dalam unjukrasanya
1. Rawat stabilitas demokrasi
2. Berikan ruang aman bagi masyarakat sipil
3. Selamatkan lingkungan hidup
4. Tolak rivisi UU TNI
5. Stop pemerasan ruang hidup
6. Stop diskriminasi sosial.