PDIP dalam hal ini berubah menjadi faktor penggenap.
Masalahnya, maukah DP melepaskan atribut PDIP? Kalaupun mau, bagaimana caranya? Ah, bukan DP namanya kalau tak segera menemukan jalan keluar.
Anggap saja poros koalisi yang skenariokan di atas berjalan mulus, lantas, apa yang akan dilakukan Partai Gerindra?
Mungkinkah akan bergabung dalam koalisi Nasdem - PAN untuk ikut mengusung Sudi – Fatma?
Hal itu bisa saja terjadi jika melihat relasi A. Amran Sulaiman, Menteri Pertanian, dengan Prabowo Subianto, Ketua Umum DPP Gerindra, yang belakangan ini tampak makin mesra, kendati opsi itu ditolak oleh Pengurus Gerindra Sulsel. Lah, memangnya bisa apa kalau Prabowo punya mau.
Namun, terlepas dari pada itu, DPD Gerindra Sulsel sebenarnya masih punya opsi lain, yaitu, membangun poros baru bersama Demkorat.
Poros Gerindra – Demokrat mengantongi 20 kursi. Lebih dari cukup untuk mengusung Andi Iwan Aras, Ketua DPD Gerindra Sulsel,
Tetapi apa kompensasinya bagi Demokrat Sulsel? “Iwan – Ni’matullah mi saja,” lontar seorang kawan main gaple di sebuah kedai kopi di Makassar. Ehm, “INI mi saja”. Yah, lumayan menggoda.