Menurutnya, PDIP juga akan diuntungkan dengan mengusung Anies sebagai bakal calon gubernur (bacagub) Jakarta mendatang.
Ia menilai PDIP bisa menambah amunisi untuk menjadi oposisi pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Bagi PDIP, paling tidak PDIP bisa menyulitkan agar akar rumput yang tidak suka pemerintahan Prabowo-Gibran bersatu membangun gerakan oposisi. Karena kabarnya kan PDIP akan sendiri di luar kalau PKS masuk ke dalam," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Arifki menilai PDIP dan Anies memiliki "musuh" politik yang sama, yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.
Karena itu, saat ini muncul wacana PDIP bakal mengusung Anies meski memiliki ideologi berbeda.
"Saya rasa faktor Anies diterima di kelompok PDIP adalah faktor mereka punya musuh yang sama," katanya.
"Artinya kekecewaan Mas Anies ke Jokowi-Prabowo atau kekecewaan PDIP ke Jokowi mungkin sama kadarnya. Makanya ini yang mempertemukan mereka dalam circle yang sama untuk menghadapi Prabowo-Jokowi di Pilkada Jakarta."
"Saya rasa faktor ini yang menjadi daya tawar bagi Anies atau PDIP, bahwa untuk menjadi sentra politik Indonesia ke depan paling tidak harus menguasai Jakarta," tandasnya.
Sebelumnya, Anies telah memberikan respons positif tentang ketertarikan PDIP.
Anies bahkan tak menampik kode tawaran menggiurkan dari PDIP tersebut.
Namun, ia mengaku masih perlu waktu untuk mempertimbangkan banyak hal soal pencalonan kembali di Jakarta.
Ditemui di Jakarta Selatan, Jumat (7/6/2024), Anies bahkan terang-terangan mengaku bahwa tawaran dari Puan ini "menarik".
“PDIP juga menarik. Jadi, sambil kita lihat hari-hari ini, mudah-mudahan sampai pada kesimpulan,” jelas Anies.
PKS Tak Masalah Duet dengan PDIP
PKS merasa tak ada masalah apabila harus berkoalisi dengan PDIP pada Pilkada Jakarta 2024.