TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Dua pekan pasca bencana banjir-longsor, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan ribuan orang masih mengungsi.
BPBD Luwu mencatat 2.082 jiwa warga terdampak masih mengungsi.
"Total warga Kecamatan Latimojong yang kini masih mengungsi 1.898 orang. Sedangkan untuk warga Suli 27 orang dan Suli Barat 9 orang," beber Kepala BPBD Luwu, Andi Baso Tenriesa, Selasa (14/52024).
"Ditambah 1 warga Bajo dan 1 Bajo Barat, dan Bupon 52 orang," tambahnya.
Sejumlah pengungsi yang terdata terbagi menjadi dua, ada yang berasal hasil evakuasi tim SAR gabungan dan evakuasi mandiri dengan berjalan kaki.
Baca juga: Korban Bertambah, Tim SAR Gabungan Temukan Wahir Tertimbun Material Longsor di Masakke Luwu Sulsel
Bencana hydrometereologi yang menewaskan belasan orang itu juga membuat ribuan rumah warga terendam.
"Rumah hanyut dan rusak berat total ada 437 unit. Sementara rumah terendam banjir 4.540 unit," akunya.
Selain rumah warga, sejumlah fasilitas umum juga rusak tersapu banjir.
Salah satunya, intake air baku pakebangan di Kecamatan Suli yang jebol dihantam banjir.
Jaringan pipa transmisi air yang berada di bantaran sungai rusak dan memerlukan rekonstruksi.
Akibatnya, 4.800 rumah yang terhubung terancam krisis air bersih.
Menyikapi hal itu, Kepala BBWS Pompengan Jeneberang Suryadarma mengaku, akan menyiapkan tiga pompa.
Pompa inilah yang akan mensuplai kebutuhan air warga yang terdempak.
Baca juga: Korban Bertambah, Tim SAR Gabungan Temukan Wahir Tertimbun Material Longsor di Masakke Luwu Sulsel
"Untuk sementara, karena bersifat darurat, kami merencanakan pengadaan tiga pompa air. Tiga unit itu dengan kapasitas 20 liter per detik," jelasnya.
Kata Suryadarma, rusaknya jaringan pipa transmisi yang berada di intake air baku pakebangan rentan.