Katanya, bila persediaan air dibawa habis, warga mengambil air dinsungai atau sumber mata air lainnya.
"Kami hanya membawa mi instan karena bahan makanan sudah habis, kalau dapat air bersih itu yang kami ambil untuk diminum, jadi anak kami hanya makan mi instan," bebernya.
Setelah sampai di kawasan Salumbu, mereka pun akhirnya diantar oleh tim relawan ke Desa Kadundung untuk dievakuasi menggunakan mobil ke Posko Induk.
"Di Kadundung baru ada mobil dan mengantar kami ke sini di Posko induk," tutur Misra.
Kepala Desa Buntu Sarek Sabil mengungkapkan, terdapat puluhan titik longsor di wilayahnya.
Selain itu masih ada warga mau dievakuasi.
"Ada 400 warga di Buntu Sarek dan mereka ingin segera dievakuasi, mengingat kondisi cuaca masih sering terjadi hujan deras,” bebernya Sabil.
Helikopter yang disiagakan di Posko Induk Lapangan Andi Djemma, jumlahnya hanya mencapai empat unit.
Yaitu, satu unit helikopter AW 169 dari Polda Sulsel, satu heli Caracal dari TNI AU, satu heli TNI AD di Bua dan satu heli dari BNPB.
Empat unit pengangkut udara ini, pun kadang menghadapi kendala cuaca saat melakukan proses evakuasi.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menjelaskan, bahwa tambahan helikopter jenis caravan rencananya dikerahkan untuk membantu evakuasi warga Latimojong yang masih terisolir.
"Helikopter caravan dikerahkan BNPB untuk evakuasi warga sakit, jika memang tidak bisa ditangani di sini bisa dibawa langsung ke Makassar," jelas jenderal bintang tiga itu ketika menyambangi lokasi posko induk tanggap darurat bencana, Lapangan Andi Djemma, Kota Belopa, Selasa (7/5/2024).
Bahkan, pihaknya telah menyiapkan sebanyak tiga helikopter untuk fokus mengevakuasi warga sakit dan anak-anak.
"Saat ini ada tiga angkutan udara yang kami siapkan itu juga digunakan untuk evakuasi masyarakat yang sakit," tambahnya.
Kepala BPBD Luwu A Baso Tenriesa mengaku BNPB pusat tidak pernah menjanjikan adanya penambahan lima helikopter.