Pilgub Sulsel 2024

Danny Pomanto Ungkap Hasil Survei Internal: Andi Sudirman Tak Masuk Papan Atas di Pilgub Sulsel

Penulis: Erlan Saputra
Editor: Sukmawati Ibrahim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase figur berpotensi maju Pilgub Sulsel 2024    

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar, Danny Pomanto mengungkapkan, penentuan Calon Gubernur Sulsel bergantung tingkat elektabilitas.

Menurutnya, tingkat dukungan dan popularitas Calon Gubernur akan menjadi faktor kunci dalam menentukan siapa mendapatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat.

Tahap selanjutnya melihat survei sesungguhnya.

"Sekarang itu, survei belum terpotret kekuatan yang sesungguhnya," kata Danny Pomanto kepada Tribun-Timur.com, Rabu (24/4/2024).

Wali Kota Makassar dua periode itu menjelaskan, periode antara April hingga September akan menjadi waktu yang menentukan.

Di mana kekuatan sesungguhnya akan terlihat. 

Saat ini, menurut survei pribadinya tidak diungkapkan secara publik, belum ada kandidat dominan atau bahkan mencapai angka di atas 20 persen.

Baca juga: Alergi Politik Dinasti, Ini Target Danny Pomanto di Pilgub Sulsel

Bahkan hasil survei yang dilakukannya, nama eks Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman tidak masuk dalam papan atas. 

"Bahkan incumbent dalam survei saya, tidak berada pada papan atas. Walaupun ada incumbent, tidak lewat juga 20 persen. Itu artinya bahwa kosong-kosong ini pertarungan," kata Danny Pomanto.

Hasil surveinya menunjukkan bahwa pertarungan dalam Pilgub Sulsel masih terbuka.

Dengan tidak ada kandidat unggul secara signifikan. 

Meskipun demikian, ia menekankan pentingnya terus melakukan komunikasi dan sosialisasi dengan semua pihak dalam politik modern.

Baca juga: Sosok Wali Kota Makassar Danny Pomanto, Didoakan Aksa Mahmud Maju Calon Gubernur Sulsel

Danny Pomanto Tegaskan Tak Pernah Komunikasi Politik dengan Andi Sudirman

Dalam pengakuannya, Danny Pomanto mengungkapkan bahwa ia tak pernah menjalin komunikasi politik dengan Incumbent Andi Sudirman Sulaiman. 

Dia mengklaim bahwa meskipun mereka sering bertemu dan bertegur sapa, komunikasi politik antara mereka hampir tidak ada.

"Memang komunikasi hampir tidak ada, tetapi saya umumkan baik, sering ketemu. Dan saya tegur-sapa," tambahnya.

Bursa Figur Calon Gubernur Sulsel, Pengamat: 8 Tokoh Punya Kans Bertarung

Pengamat politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) Prof Muhammad Firdaus memberikan analisis mendalam terkait peluang delapan figur potensial di Pilgub Sulsel 2024.

Ialah Wali Kota Makassar Danny Pomanto, Ketua DPW Nasdem Sulsel Rusdi Masse Mappasessu (RMS), Waketum DPP Golkar Nurdin Halid, Kabaharkam Polri Komjen Fadil Imran.

Lalu Mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin (IAS), Bupati Gowa Adnan Purichta Iksan, Ketua Golkar Sulsel Taufan Pawe, hingga mantan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.

Pertama, Prof Firdaus menganalisis peluang Danny Pomanto untuk maju Pilgub Sulsel.

Mengingat kepala daerah dua periode itu memiliki popularitas dan keberhasilannya membangun Kota Makassar.

Meskipun tidak memiliki dukungan partai yang kuat, Danny Pomanto dianggap memiliki ketokohan yang bisa menjadi modal utama.

"Danny Pomanto memiliki popularitas dan berhasil sebagai Wali Kota Makassar, hanya saja tidak memiliki partai jadi lebih pada ketokohan," kata Prof Firdaus kepada Tribun-Timur.com.

Baca juga: Calon Gubernur Potensial Dari Selatan Selatan, Amir Uskara, Danny Pomanto, dan Adnan Ichsan

Kedua, Prof Firdaus melihat potensi Rusdi Masse memiliki pengalaman birokrasi.

Rusdi Masse merupakan mantan bupati Sidrap dua periode.

Pada Pemilu 2024 ini, Rusdi Masse berhasil mengantarkan Nasdem memenangkan perebutan Kursi Ketua DPRD Sulsel.

Total perolehan Nasdem mencapai 17 kursi, sementara Golkar harus kehilangan kursi Ketua DPRD Sulsel.

Golkar hanya mampu menyumbangkan 14 kursi, disusul Partai Gerindra 13 kursi.

PPP dan PKB masing-masing mengontrol 8 kursi.

Meski Nasdem sukses memenangkan kompetisi politik di Sulsel, Prof Firdaus menganggap Rusdi Masse bakal dilema apakah akan maju atau tidak.

"Tapi apakah Rusdi Masse akan rela tinggalkan DPR Senayan," kata Firdaus.

Saat ini Rusdi Masse lagi-lagi terpilih menjadi Anggota DPR RI di Dapil Sulsel III.

Dia memastikan terpilih bersama sang istri, Fatmawati Rusdi ke DPR RI.

Fatmawati Rusdi sendiri tampil sebagai pemenang kursi pertama di Dapil Sulsel I.

Ketiga, tiga kader Golkar, seperti Ilham Arief Sirajuddin, Taufan Pawe, dan Adnan Purichta Iksan juga dianggap memiliki potensi.

Sebab, ketiganya berlatar kepala daerah dan dianggap punya pengalaman. 

Bahkan, Nurdin Halid pada Pemilu kali ini telah meraih kursi di DPR Senayan. 

"Namun, keputusan akhir tergantung pada DPP Golkar, yang akan menentukan kandidat yang akan diusung," ujarnya.

Keempat, Andi Sudirman Sulaiman juga memiliki potensi maju kembali.

Mengingat pengalamannya sebagai Wakil Gubernur Sulsel dan Gubernur Sulsel. 

Namun sama halnya dengan Danny Pomanto, tantangannya adalah kurangnya dukungan partai politik. 

Jika mendapat dukungan dari Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, peluangnya dapat meningkat.

Adapun Adnan Purichta Iksan, sebagai tokoh muda potensial.

Ponakan dari mantan Menteri Pertanian (Mentan) Sahrul Yasin Limpo (SYL) itu hanya membutuhkan dukungan partai untuk maju bertarung.

Namun, jika ia memilih Golkar, ia akan bersaing dengan kader lain.

Terakhir, Prof Firdaus menyebutkan Fadli Imran, yang dekat dengan istana.

Namun masih kurang populer di kalangan masyarakat. 

"Pak Fadli Imran konon tokoh yang dekat dengan istana tapi belum populer pada masyarakat tapi bisa diatasi dengan kampanye massif," terangnya.

Tantangannya adalah meyakinkan partai politik untuk mendukungnya, mengingat bukan sebagai kader partai.

Secara keseluruhan menurut Prof Firdaus, Pilgub Sulsel masih diwarnai dengan sejumlah tokoh yang belum melakukan sosialisasi secara massif.

"Tampaknya hadapi pilgub sejumlah tokoh belum massif kecuali IAS dan ASS mulai sosialiasi," tandasnya.

Berikut Jadwal Tahapan Pilkada 2024:

27 Februari-16 November 2024: Pemberitahuan dan pendaftaran pemantau pemilihan;

24 April-31 Mei 2024: Penyerahan daftar penduduk potensial pemilih;

5 Mei-19 Agustus 2024: Pemenuhan persyaratan dukungan pasangan calon perseorangan;

31 Mei-23 September 2024: Pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih;

24-26 Agustus 2024: Pengumuman pendaftaran pasangan calon;

27-29 Agustus 2024: Pendaftaran pasangan calon;

27 Agustus-21 September 2024: Penelitian persyaratan calon;

22 September 2024: Penetapan pasangan calon;

25 September-23 November 2024: Pelaksanaan kampanye;

27 November 2024: pelaksanaan Pemungutan suara;

27 November-16 Desember 2024: Penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara.(*) 

 

 

Berita Terkini