TRIBUN-TIMUR.COM, TORAJA UTARA - Pemakaman Ne' Linggi' diiringi tradisi adat Ma'badong.
Tradisi adat ini dilakukan di Tongkonan, Karongian, Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Senin (15/4/2024).
Ma'badong adalah tarian tradisi dari proses pemakaman.
Di mana tarian dan nyanyian ini dilakukan tanpa menggunakan alat musik.
Tujuannya untuk menghibur keluarga yang ditinggalkan untuk selama-lamanya.
Prosesi Ma'badong merupakan adat Toraja dalam upacara kematian Rambu Solo.
Baca juga: Mobil Arak-arakan Ne Linggi Dihiasi Kepala Tedong Bonga dan Benda Pusaka
Upacara kematian untuk masyarakat Toraja mewajibkan keluarga untuk membuat pesta sebagai tanda penghormatan kepada orang meninggal.
Dalam tarian ini mendeklarasikan syair-syair berisi pujian kepada orang yang telah meninggal dunia.
Bahkan terdapat syair berisi ratapan-ratapan kesedihan bagi orang yang ditinggalkan.
Cucu Ne' Linggi yaitu Nico Linggi Pongmasangka mengatakan, bentuk tarian tersebut dilakukan untuk menghibur keluarga dari orang meninggal.
Baca juga: Peti Mati Ne Linggi Dihiasi Lelehan Emas Asli, Jadi Penanda Strata Sosial
"Tarian ini, tarian penghiburan untuk orang berduka tanpa menggunakan alat musik," katanya.
Adapun cara melakukan Ma' Badong, kata Nico, adalah dengan membentuk lingkaran dan terdapat pemandu di tengah lingkaran tersebut.
"Jadi mereka membentuk lingkaran lalu saling mengikat jari kelingking untuk masing-masing orang," ujarnya.
Nantinya, lanjut Nico, lingkaran yang awalnya terlihat kecil makin lama makin membesar.
"Semakin lama lingkaran akan semakin besar dan siapapun bisa gabung dalam tarian ini," jelasnya.(*)