Sang istri sudah meninggal setahun lalu.
Karena kondisi sulit, putri sulungnya terpaksa berhenti kuliah.
"Anak saya berhenti kuliah sekarang, karena keadaan ekonomi tidak mampu lagi saya kuliahkan," katanya.
Sejak musim pandemi covid-19, pendapatannya terus menurun.
Sementara biaya hidup semakin naik.
Ambo Esso mengungkap bahwa baru kali ini merasakan hal demikian.
"Saya sudah 40 tahun jadi sopir, tapi baru sekarang pendapatan susah sekali," ungkapnya.
Ambo Asse memulai kariernya sebagai sopir angkutan umum tahun 1983 lalu.
Tahun 1990-an pernah menjadi sopir tangki Bahan Bakar Minyak (BBM) rute Makassar-Bulukumba.
Seiring usianya semakin tua, penglihatan pun semakin berkurang, ia lalu memutuskan mundur dari sopir BBM pertamina itu.
Baca juga: Pilu Aghnia Punjabi Anak Dipukul, Dijambak, Dibanting Pengasuh 1 Jam Lebih, Terekam CCTV: Biadab!
Tahun 2000-an, ia beralih ke sopir angkutan umum lantaran pendapatan cukup menjanjikan.
Saat pandemi melanda tahun 2020 lalu inilah yang jadi awal masa-masa sulit Ambo Asse bersama puluhan sopir angkutan umum lainnya.
Semakin hari, penumpang makin kurang.
Keuangan rumah tangganya pun mulai berdampak.
Ia ungkap beberapa penyebab kurangnya penumpang, pertama karena keadaan ekonomi sedang sulit pada umumnya di Bulukumba.
Munculnya mini bus ikut mengangkut penumpang dari Ujung Loe ke Terminal Bulukumba.
Dan kurangnya warga mau datang ke sentral karena muncul toko pakaian dan kebutuhan pokok di desa-desa.(*)