TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Debat calon presiden (capres) kedua akan digelar malam ini di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024) mulai pukul 19.00 WIB.
Capres Anies Rasyid Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo bakal beradu gagasan.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) selaku penyelenggara debat, telah menentukan tema 'pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik'.
Dengan tingginya ekspektasi dari masyarakat, debat kedua capres diprediksi bakal menjadi panggung penuh ketegangan dan dampak.
Analisis Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Firdaus Muhammad memprediksi bahwa ketegangan akan meningkat mengingat isu-isu krusial yang akan menjadi fokus pembahasan, utamanya konflik Papua yang belum tuntas.
Firdaus Muhammad berharap agar kandidat menawarkan solusi konkret untuk menangani konflik Papua semakin meningkat.
Dia menekankan pentingnya ketiga capres memiliki visi jelas dalam merespons kompleksitas masalah di wilayah tersebut.
"Papua itu menjadi sub-strategis. Meskipun sebenarnya di debat pertama sudah dibahas, tetapi itu mengarah ke kasus HAM (Hak Asasi Manusia) soal keamanan," kata Firdaus kepada Tribun-Timur.
"Jadi keamanan di Papua itu menjadi isu dunia ketika ada kelompok-kelompok saparatis, kenapa itu tidak bisa terselesaikan? Nah itu bisa menjadi hal yang strategis," lanjutnya.
Dia mengambil contoh, pemerintah era Presiden-Wapres, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK) telah berhasil menyelesaikan konflik yang terjadi di Aceh.
Tak hanya itu, pemerintah juga pernah meredam konflik di Ambon, Poso.
"Aceh sudah selesai, Ambon sudah selesai, tetapi Papua sampai saat ini belum selesai karena saparatisme," ujar Firdaus.
Firdaus menilai, penanganan konflik Papua selama ini banyak yang menganggapnya masih keliru.
Sekalipun Prabowo Subianto yang saat ini menjabat Menteri Pertahanan (Menhan), tetapi belum bisa mengatasi persoalan konflik Papua.
Jadi Prabowo tidak bisa diandalkan sepenuhnya bahwa yang dia sampaikan justru hal yang menyebabkan selama ini itu saparatisme tidak bisa hilang, contohnya pilot yang ditangkap KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) Papua hingga prajurit TNI yang tewas," ujarnya.
Olehnya, perlunya komitmen dan solusi yang konkret untuk memastikan perdamaian di Papua.
Dia menyoroti perlunya para kandidat capres menyampaikan strategi yang terukur dan inklusif.
Isu ini bukan hanya tanggung jawab lokal, tetapi juga mencerminkan kapasitas kepemimpinan nasional.
"Karena konflik Papua akan menjadi berefek ke dunia, citra Indonesia di mata Internasional dinilai buruk akibat kasus Papua belum bisa terselesaikan, itu persoalan keamanan Indonesia. karena kan itu persoalan investor, pendatang," kata Firdaus.
Belum lagi, para investor maupun wisatawan asing dinilai akan berpikir berkunjung ke Indonesia.
"Sedikit-sedikit rusuh, orang asing akan berpikir untuk kembali lagi ke Indonesia. Sementara di Papua ada sumber daya alam yang bagus yang harus ditata adalah persoalan pertahanan, keamanan, dan ini berhubungan dengan citra Indonesia di mata dunia," tandasnya.
Pada kesempatan tersebut, dia berharap untuk mendengar ide-ide inovatif dan solusi konstruktif yang dapat membawa perdamaian serta kemajuan bagi daerah tersebut.
Dia mengingatkan bahwa solusi yang ditawarkan tidak hanya sebatas retorika, tetapi harus diikuti dengan rencana tindakan yang dapat diimplementasikan secara efektif.
Tantangan kompleks di Papua menuntut pemimpin yang tidak hanya berkomitmen.
Namun, juga mampu menghadirkan perubahan positif dalam jangka panjang.
Sertu Afriadi Tewas di Tangan KKB Papua, Diadang dan Ditembak di Bagian Punggung
Sertu Afriadi gugur ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Taganombak, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah.
Informasi dihimpun Tribun-Papua.com, prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang tergabung dalam Satgasban Maleo itu ditembak KKB yang menghadangnya saat melintasi jembatan Kali Mawar, Kampung Lambo pada Jumat (5/1/2024) siang.
Aksi pengadangan ini terjadi setelah Sertu Afriadi bersama tiga rekannya menghadiri acara adat Bakar Batu bersama warga setempat.
Sertu Afriadi mengalami luka tembak di bagian punggung belakang.
Kontak tembak pun sempat pecah.
Taklama kemudian, prajurit lainnya turun ke lokasi untuk mempertebal kekuatan.
KKB lalu dipukul mundur oleh prajurit Satgasban Maleo.
Sayangnya, Sertu Afriadi gugur saat mendapatkan pertolongan medis di puskesmas terdekat.
Sementara itu, orotitas TNI di wilayah Papua hingga kini belum memberikan keterangan resmi.
TPNPB Pimpinan Kalenak Murib Bertanggung Jawab Atas Penembakan terhadap Sertu Afriadi
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) pimpinan Kalenak Murib bertanggung jawab atas penembakan yang menewaskan prajurit TNI, Sertu Afriadi di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah pada Jumat (5/1/2024) siang.
Kalenak Murib adalah pimpinan TPNPB Komando Wilayah Pertahanan VIII Intan Jaya.
Juru Bicara TPNPB Organisasi Papua Merdeka (OPM) Sebby Sambom mengkonfirmasi hal itu kepada Tribun-Papua.com, Sabtu (6/1/2024).
"Mereka juga telah lakukan serangan di pos militer Indonesia pada Jumat 5 Januari 2024, dan kami perlu sampaikan kepada semua pihak bahwa serangan ke pos militer Indonesia akan meningkat tahun ini," ujar Sebby secara tertulis.
Kalenak Murib, kata Sebby, mendesak agar aparat TNI dan Polri segera meninggalkan pos di wilayah pedalaman dan kembali ke kota.
Sebab, Sebby mengeklaim, banyak warga sipil merasa terganggu atas keberadaan aparat TNI dan Polri di Distrik Taganombak.
"Semua TPNPB-OPM Kodap VIII Intan Jaya kumpul tahun 2024, tetap lawan sampai akhir Papua merdeka penuh," kata Sebby.