Meskipun kehilangan yang amat mendalam, kedua orang tua Roy tetap menjalankan undangan wisuda yang telah diterimanya.
Mereka datang sebagai perwakilan almarhum putra mereka, menghadiri acara dengan penuh rasa haru dan duka yang tak tersembunyi.
Suasana campuran antara haru dan kepedihan pun mendominasi ruangan, memperingati seorang mahasiswa berbakat yang telah berpulang.
Diketahui, Roy berhasil lulus tanpa skripsi karena program ekuivalensi.
Hal itu berkat penelitiannya yang berjudul ‘Evaluation of the Usability Learning Management System during the Covid-19 Pandemic Using the Scale System’ mampu menembus jurnal terindeks.
“Itu menjadi bukti dari hasil ketekunan serta tekat yang kuat dalam menjalani proses selama proses perkuliahan untuk menjadi kebanggaan kedua orang tuanya,” ujar sang rektor.(*)