TRIBUN-TIMUR.COM – Tokoh Sulawesi Selatan Ashabul Kahfi Djamal ikut mendampingi mendampingi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pengumuman jadwal Idulfitri 1444 hijriah/2023 masehi.
Ashabul Kahfi hadir dalam kapasitas Ketua Komisi VIII DPR RI.
“Sidang isbat secara bulat menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023,” kata Yaqut Cholil Qoumas didampingi Kahfi dalam konferensi pers setelah Sidang Isbat 1 Syawal 1444 H Kamis (20/4/2023).
Komisi VIII DPR RI adalah alat kelengkapan dewan yang mengurusi Agama, Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Komisi VIII DPR RI adalah mitra kerja Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Ashabul Kahfi adalah politisi berlatar Muhammadiyah.
Mantan Wakil Ketua DPRD Sulsel itu adalah putra ulama kharismatik Muhammadiyah Sulsel KH Djamaluddin Amien.
Ia juga pernah menjabat Sekretaris Pengurus Wilayah Muhammadiyah Sulsel, dan Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam satu tahun terakhir ini, Kahfi aktif mengawal urusan keagamaan bersama Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Pada awal 2023 lalu, Kahfi bersama Komisi VIII DPR mengawal usulan kenaikan biaya haji 2023.
Kahfi menjabat Ketua Komisi VIII menggantikan posisi teman separtainya, Yandri Susanto, yang naik kelas menjadi Wakil Ketua MPR RI.
Kahfi ditetapkan sebagai Ketua Komisi VIII dalam Rapat Internal Komisi VIII DPR RI Kamis (18/8/2022).
Rapat dipimpin Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar.
Pemerintah Tetapkan 1 Syawal 1444 H Jatuh pada 22 April 2023
Pemerintah menetapkan 1 Syawal 1444H/2023M jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023.
Penetapan ini didasarkan pada keputusan sidang isbat yang dipimpin Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin No. 6, Jakarta, Kamis (20/4/2023).
“Sidang isbat secara bulat menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023,” ujar Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi pers yang digelar usai Sidang Isbat 1 Syawal 1444H.
Menurut Yaqut Cholil Qoumas, sidang menyepakati keputusan tersebut karena dua hal.
"Pertama, kita telah mendengar paparan Tim Hisab Rukyat Kemenag yang menyatakan tinggi hilal di seluruh Indonesia di berada di atas ufuk dengan ketinggian antara 0 derajat 45 menit sampai 2 derajat 21,6 menit," kata Menag.
"Dengan sudut elongasi antara 1 derajat 28,2 menit sampai dengan 3 derajat 5,4 menit," imbuhnya.
Artinya, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat awal Syawal 1444 H, belum memenuhi kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
Diketahui, pada 2016 Menteri Agama anggota MABIMS menyepakati kriteria baru yaitu tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Dengan posisi demikian, lanjut Menag, maka secara astronomis atau hisab, hilal tidak dimungkinkan untuk dilihat.
Hal ini selanjutnya terkonfirmasi oleh pernyataan para perukyah yang diturunkan Kemenag.
Pada tahun ini, rukyah dilaksanakan Kemenag di 123 titik di Indonesia.
"Kita mendengar laporan dari sejumlah perukyah hilal yang bekerja di bawah sumpah, mulai dari Aceh hingga Papua. Di 123 titik tersebut, tidak ada satu pun perukyah dapat melihat hilal," ujar Menag yang didampingi Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi, Ketua Komisi VIII DPR Ashabul Kahfi, Ketua MUI KH Abdullah Jaidi, dan Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin.
Karena dua alasan tersebut, Sidang Isbat menyepakati untuk mengistikmalkan (menyempurnakan) bulan Ramadan menjadi 30 hari sehingga 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023.
"Jadi, Jumat besok umat Islam di Indonesia masih akan menjalani ibadah puasa Ramadan, selanjutnya malam Sabtu akan takbiran menyambut Idulfitri," jelas Menag.
Menanggapi adanya perbedaan penetapan awal Syawal di masyarakat, Menag mengimbau agar seluruh umat Islam dapat menjaga ukhuwah Islamiyah.
"Saya mengimbau seluruh umat Islam untuk tetap menjaga toleransi, saling menghargai, dan ukhuwah Islamiyah menanggapi adanya perbedaan penetapan 1 Syawal. Saling menghormati perbedaan keyakinan itu indah," tandas Menag Yaqut.
"Mari menebarkan kedamaian dalam Idulfitri," sambungnya.
Sidang Isbat 1 Syawal 1444 H ini digelar secara luring dan dihadiri perwakilan ormas Islam, perwakilan Duta Besar negara sahabat, Tim Hisab Rukyat Kemenag, serta para pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama.
Profil Ashabul Kahfi Djamal
Ashabul Kahfi saat ini menjabat Ketua Komisi VIII DPR RI mewakili Fraksi Partai Amanat Nasional sejak 2022.
Ia satu-satunya anggota DPR RI asal Sulsel menjabat Ketua Komisi periode 2019-2024.
Adapun tiga putra Sulsel lainnya menjabat Wakil Ketua Komisi IV Rusdi Masse, Wakil Ketua Komisi V Andi Iwan Darmawan Aras, Wakil Ketua Komisi XI Amir Uskara.
Sebelumnya Kahfi duduk di Komisi IX yang mengurusi kesehatan dan ketenagakerjaan.
Ia pernah tiga periode menjabat Wakil Ketua DPRD Sulsel, dari tahun 2004 hingga 2019. Kahfi terpilih dari daerah pemilihan (dapil) 1 Sulsel.
Ashabul Kahfi lahir di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan, 13 Maret 1961.
Ia menamatkan pendidikan menengahnya di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah – Yogyakarta.
Setelah cukup mengenyam pendidikan di kota gudeg, Yogyakarta.
Ia melanjutkan pendidikan sarjananya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar, tamat tahun 1985. Kemudian pascasarjana IAIN Alauddin tahun 1995.
Selepas kuliah, ia mengabdikan diri menjadi dosen di almamaternya, IAIN dan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Tercatat ia pernah menjadi dekan fakultas agama Islam di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sejak masih belia, Kahfi terlibat berorganisasi di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan menjadi Ketua IPM Cabang Tamalate (1981).
Kemudian Ketua Lembaga Dakwah HMI Cabang Makassar (1982-1984) dan Ketua Koordinator Komisariat IMM IAIN Alauddin (1984-1986).
Di samping terlibat dalam organisasi ekstra kampus, Kahfi juga terlibat di organisasi internal kampus dengan menjadi Ketua BKPM IAIN Alauddin (1984-1986).
Terakhir ia diamanatkan sebagai Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan (2000-2003).
Sebelum akhirnya meminta izin karena keterlibatannya dalam pencalonan anggota legislatif di pemilu 2004.
Karir politiknya dimulai dari keterlibatannya dalam deklarasi Partai Amanat Nasional (PAN) Sulawesi Selatan di awal-awal PAN berdiri.
Kemudian menjadi karateker gerakan muda PAN.
Kini mantan PR I Unismuh ini berkiprah sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional Sulawesi Selatan (2005-sekarang) setelah melalui proses pemilihan yang demokratis dan penuh dengan kompetisi berhadapan dengan sejumlah kader-kader muda PAN lainnya.
Di samping sebagai Ketua PAN, ia pernah menjabat Wakil Ketua DPRD Sulsel tiga periode, 2004-2009, 2009-2014, 2014-2019.
Kini Ashabul Kahfi duduk sebagai wakil rakyat di parlemen Senayan komisi VIII yang membidangi agama dan sosial.