Dunia pendidikan harus mengambil peran menghadapi potensi penurunan kemampuan daya nalar di masa mendatang ini.
Kita tidak mungkin melarang penggunaan aplikasi ini secara langsung ketika masanya tiba.
Tetapi kita bisa mengendalikan agar aplikasi ini memiliki jalan yang sesempit mungkin untuk digunakan dalam pendidikan.
Mulai saat ini, para guru seharusnya kita tidak hanya sekadar menuntut siswa-siswa kita untuk mampu mengumpulkan informasi lagi, yang dengan mudahnya akan mereka selesaikan dengan bantuan ChatGPT.
Tetapi kini kita harus meningkatkan penekanannya ke tahap siswa harus memberikan evaluasi terhadap informasi yang mereka dapatkan tersebut.
Dengan cara tersebut, kita dapat berharap daya nalar, dan daya kritis tetap dapat terasah.
Alhasil, kita masih akan memiliki generasi yang masih mempertahankan eksistensinya, “Cogito ergo sum”.(*)