Di tahun 2000-an Nedved merupakan gelandang 'nafas kuda' yang didolakan lantaran bermain di Juventus.
Syamsul Chaeruddin pun sempat membela Timnas Indonesia mulai dari kelompok umur U-23 hingga Timnas Senior.
Ia bahkan disebut sebagai salah satu gelandang bertahan terbaik Timnas Indonesia di masanya.
Singkat cerita, dengan kegemilangan saat mengolah si kulit bundar tak membuat Syamsul Chaeruddin tetap bisa berseragam PSM Makassar selamanya.
Pada musim 2010-2011 saat PSM Makassar bersiap menghadapi Indonesia Super League (ISL), Syamsul Chaeruddin membuat kejutan.
Ia memilih meninggalkan PSM Makassar menuju Persija Jakarta.
"Waktu itu saya ditelpon Coach Rahmad Darmawan (pelatih persija) kebetulan dia pelatih idola saya maka saya terima," ucapnya.
Tapi dibalik keputusannya hengkang ke Persija, Syamsul Chaeruddin mengakui bahwa dirinya berat meninggalkan PSM Makassar.
Hanya saja saat itu ia merasa pelatih tak lagi membutuhkannya.
"Di dalam tim itu kan pelatih punya pilihan pemain sesuai karakternya, jadi setiap pelatih beda-beda."
"Waktu itu karena saya sudah tidak dibutuhkan dalam PSM dan itu wajar dalam sepakbola makanya saya harus pergi," ungkapnya.
Adapun pelatih PSM Makassar di musim 2010-2011 kala itu yakni Robert Alberts yang juga eks pelatih Persib Bandung.
Belakangan, kejadian serupa kembali terjadi kepada Syamsul Chaeruddin.
Robert Alberts yang menukangi kembali PSM Makassar 2016-2018 kembali mendepak Syamsul Chaeruddin.
Tepatnya pada musim 2018 Syamsul Chaeruddin harus meninggalkan PSM Makassar selama-lamanya sebagai pemain dan memilih memperkuat PSS Sleman.