Tapi di musim 2018 Syamsul Chaeruddin mengaku ikhlas sebab faktor usia yang membuatnya tak ingin egois tetap berada di PSM.
"Dalam sepakbola yang namanya usai kan tidak bisa kita lawan juga, apalagi sudah banyak saya lihat pemain-pemain muda yang akan berkembang maka pilihan pelatih untuk pemain-pemain ini harus saya dukung," tutupnya.
Kembali ke PSM karena Sadikin Aksa
Selepas dari Persija, Syamsul Chaeruddin lantas direkrut Sriwijaya FC pada musim 2011-2012.
Tetapi saat bersama Sriwijaya Syamsul Chaeruddin tak bertahan selama semusim.
Cerita menarik hadir kala itu, saat dirinya sudah berada di Palembang, markas dari Sriwijaya FC.
Syamsul Chaeruddin bercerita bahwa saat itu merupakan kesempatan dirinya mengangkat trofi bersama Sriwijaya.
"Waktu itu kan Sriwijaya dilatih sama Rahmad Darmawan yang juara waktu itu, tahun itu saya gabung tapi saya tidak selesai satu musim," kata Syamsul kepada Tribun-Timur.com beberapa waktu lalu.
Baca juga: 2 Kabar Buruk Hampiri PSM Makassar Jelang Bergulirnya Kembali Liga 1 2022/2023
Baca juga: 16 Stadion Layak untuk Lanjutan Liga 1, Bagaimana Nasib Kandang PSM Makassar Stadion BJ Habibie?
Alasannya hengkang dari Sriwijaya lantaran ia dihubungi oleh pihak manajemen PSM Makassar yang saat itu.
"Saya ditelpon sama Pak Sadikin (Sadikin Aksa) bilang kau pulang bantu PSM," kenangnya.
Tanpa pamit kepada pihak Sriwijaya, Syamsul memilih kabur dari mess dan terbang menuju Makassar.
"Tidak ada yang tahu saya waktu itu balik ke Makassar," katanya.
Ia mengungkapkan saat ditelepon oleh Sadikin Aksa, Syamsul tak pikir panjang.
Sebab menurutnya saat itu PSM Makassar tengah berjuang di fase playoff untuk bisa bertahan di Liga Indonesia.
"Istilahnya orang Makassar harus ada pacce ta', ini klub yang besarkan saya masa saya tidak bantu," ujarnya.