Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Tribun Timur

Ojigi-Tabe: Perbandingan Budaya Hormat Masyarakat Jepang dan Sulsel

Ekspresi hormat menghormati merupakan perwujudan dari tata krama dan penghargaan kepada sesama, terutama di budaya Timur.

Editor: Sudirman
zoom-inlihat foto Ojigi-Tabe: Perbandingan Budaya Hormat Masyarakat Jepang dan Sulsel
Aulia Maydiza, SMAS Celebes Global School
Aulia Maydiza, SMAS Celebes Global School

Oleh: Aulia Maydiza

SMAS Celebes Global School

Dalam pergaulan sehari-hari, kebiasaan saling menghormati merupakan suatu hal yang penting.

Ekspresi hormat menghormati merupakan perwujudan dari tata krama dan penghargaan kepada sesama, terutama di budaya Timur.

Budaya ini berkembang di masyarakat merupakan hasil perpaduan berbagai pengalaman-pengalaman hidup masyarakat secara turun temurun, yang kemudian membentuk konsep penghormatan terhadap sesama manusia.

Budaya saling menghormati di setiap negara memiliki ciri khasnya masing-masing.

Kadang-kadang budaya saling menghormati ini memiliki persamaan, baik makna ataupun gerakannya antara satu bangsa dengan bangsa lainnya.

Persamaan ekspresi budaya hormat-menghormati ini juga dapat ditemui di antara budaya bangsa Jepang dan Indonesia, khususnya dalam masyarakat Sulawesi Selatan.

Di Jepang, salah satu penghormatan kepada lawan bicaranya disebut ojigi. Budaya ojigi dipraktekkan oleh orang Jepang sejak dulu.

Membungkuk ala Jepang ini dilakukan saat bertemu orang tua, orang yang dikenal, guru atau saat berpisah.

Tata cara ojigi ini dapat dilihat di film atau drama berlatar sejarah terutama saat adegan orang biasa berhadapan dengan raja, ratu, atau orang berkuasa lainnya. Sampai saat ini, budaya ojigi masih dipraktekkan di Jepang.

Ojigi digunakan sebagai ucapan terima kasih, meminta maaf, memohon sesuatu atau eskpresi pemberian ucapan selamat.

Budaya ojigi adalah bagian dari kewajiban bagi bangsa Jepang yang telah diajarkan sejak kecil. Dalam masyarakat Jepang, ojigi adalah simbol rasa hormat atau penghargaan terhadap orang lain.

Bahkan jika diperlukan akan dilakukan secara berulang-ulang kali. Dalam praktek ojigi, gerakan dasarnya adalah membungkukkan badan.

Secara teknis, tata cara ojigi terbagi menjadi tiga macam ojigi, yaitu eshaku, keirei dan saikeirei. Ketiganya memiliki perbedaan pada tata cara membungkuknya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved