Ingat Ceu Popong? Tahun 2014 Pimpin Sidang Pakai Bahasa Sunda hingga Palu Sidang Hilang saat Kisruh

Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Momen Ceu Popong mencari palu sidang pada tahun 2014.

TRIBUN-TIMUR.COM - Kini Arteria Dahlan kembali menjadi trending lantaran protes saat adanya peserta rapat yang menggunakan bahasa Sunda.

Arteria Dahlan meminta Jaksa Agung untuk memecat kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) karena menggunakan bahasa Sunda saat rapat di Komisi III DPR RI.

Diketahui, Arteria meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk mencopot seorang Kajati yang berbicara menggunakan bahasa Sunda dalam rapat.

Arteria menilai, seorang kajati perlu menggunakan bahasa Indonesia dalam rapat agar tidak menimbulkan salah persepsi orang yang mendengarnya.

"Kita ini Indonesia, Pak. Nanti orang takut, kalau pakai bahasa Sunda ini orang takut, ngomong apa, sebagainya. Kami mohon yang seperti ini dilakukan tindakan tegas," ujarnya dalam rapat dengan Jaksa Agung, Senin (17/1/2022).

Baca juga: Kasus Arteria Dahlan Soal Sunda: Apakah Pernyataan Saya Salah?

Baca juga: Bukannya Minta Maaf, ini Jawaban Arteria Dahlan Merespons Saran Ridwan Kamil Soal Bicara Sunda

Pernyataan itupun menuai kritik dari sejumlah kalangan, termasuk Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Dia mengimbau Arteria untuk meminta maaf atas ucapannya.

Kisruh Arteria Dahlan soal penggunaan bahasa Sunda saat rapat Komisi III DPR RI mengingatkan pada momen Ceu Popong mencari palu pada 2014.

Kembali lagi ke Ceu Popong, tokoh warga Sunda bernama lengkap Popong Otje Djunjunan.

Pada Sidang Paripurna DPR RI 1 Agustus 2014, dia sempat membuat heboh saat jadi pimpinan sidang sementara DPR RI.

Saat itu, Ceu Popong selaku anggota tertua dan anggota termudam Ade Rezky Pratama memimpin sidang paripurna.

Sidang paripurna itu, PPP dan Partai Demokrat mengusulkan agar paripurna pimpinan DPR RI ditunda.

Baca juga: Politisi PDIP Arteria Dahlan Dianggap Rasis Sebut Kata Sunda Saat Raker Bersama Jaksa Agung

Baca juga: Menyesal Maki Ibu Arteria Dahlan, Anggita Pasaribu Ngaku Anak Jenderal TNI Tampar Mulut Sendiri

Usulan itu disetujui PDIP, PKB, Hanura dan Nasdem. Namun, Gerindra, PKS, PAN dan Golkar memilih sesuai jadwal.

Sidang itu sempat diwarnai walk out. Saat itu, koalisi Indonesia hebat yang terdiri dari PDIP, PKB, Nasdem dan Hanura keluar dari sidang.

Sidang yang dipimpin Ceu Popong sempat diskors beberapa kali.

Skors pertama dilakukan karena Fraksi PDI-P dan Fraksi PKB yang belum masuk ke ruang sidang.

Halaman
1234

Berita Terkini