IKA Unhas

Catatan Menjelang Mubes: Karena IKA Unhas Bukan Kelompok Arisan

Editor: AS Kambie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mulawarman, Alumni Universitas Hasanuddin

Dalam konteks profesional, jaringan alumni atau organisasi, sah-sah saja di kementerian atau lembaga usaha.

Mengingat peran alumni adalah membantu menjembatani para juniornya untuk turut berkarir atau mencarikan pekerjaan di lembaganya berhimpun.

Prinsip kedekatan dan tanggung jawab sosial alumni turut menjadi bagian memudahkan. Seperti pada perusahaan Youtube di mana di dalamnya terdapat jaringan kuat alumni Universitas Illinois, mengingat salah satu Co Foundernya Steve Chen adalah alumni. Di ExxonMobil ada jaringan alumni Universitas Wisconsin, dengan CEOnya Lee Raymond juga alumni.

Pertanyaanya: di mana IKA Unhas, sejauh mana perannya membantu para alumninya mendapat akses ke dunia profesional?

Di kementerian atau lembaga dan perusahaan, dimana IKA Unhas atau alumni Unhas memiliki jaringan luas yang kuat? Seberapa besar kapitalisasi donasi para alumninya?

Dalam bidang usaha, apa IKA Unhas mentoring para entrepreneur juniornya? Ke dalam, apakah sudah efektif konstribusi dalam pengembangan akademik?

Ke Pemerintah daerah dan Nasional, bagaimana jaringan dan kontribusinyac, lebih lagi saat era disrupsi digital saat ini dan tantangan Covid-19?

Saya kira pertanyaan-pertanyaan itu, menjadi tantangan yang harus dijawab oleh IKA Unhas ke depan.

Mubes pastinya bukan hanya memilih ketua, tapi yang paling penting adalah memperkokoh peran dan kedudukan IKA sebagai mitra Unhas satu sisi, para alumni, dan yang paling penting juga bagi pemerintah, daerah dan pusat.

Kemampuannya menjawab setiap pertanyaan itu, akan membuktikan eksistensi IKA Unhas baik bagi kampus, alumni maupun stakeholder lainnya. Apakah ada atau adanya seperti tiada.

Hidup segan mati tak mau? Kesan hanya kelompok arisan, dengan sendirinya akan hilang.

Ya, karena memang IKA Unhas bukan kelompok arisan, karena dia bisa naik level bahkan hingga setara dengan organisasi alumni kampus di dunia.

Mesti dalam dinamika Mubes akan terjadi politik pemilihan, namun itu bukan tujuan. Karenanya harus dapat dijalaninya dengan lapang hati, kepala dingin, kebesaran jiwa dan dengan kearifan orang Bugis Makassar, Sipakatau, Sipakainge, Sipakalebbi. Lebih lagi organisasi ini sifatnya voluntaristik.

Tapi tentu saja kita tidak dapat menutup mata, atau adanya kepentingan sebagian alumni yang mencoba menarik-narik IKA Unhas untuk kepentingan Pilpres 2024, bisa saja.

Toh dalam politik sarana apapun bisa saja dipakai oleh politisi. Namun, lagi-lagi, kita ingin Mubes IKA Unhas dilaksanakan di Makassar ini, berjalan dengan kebesaran hati, sesuai dengan misi tridarhma perguruan tinggi dan juga motto Unhas yang: Integritas, Inovatif, Katalitik, Arif.

Untuk itu, IKA Unhas ke depan, harapan Munafri Arifuddin atau Appy CEO PSM Makassar pada penulis Sabtu pekan lalu, haruslah dipimpin orang-orang yang pastinya muda, karena menghadapi era disrupsi, kita butuh generasi muda yang adaptif dan antisipatif pada perubahan dan perubahan yang terus membawa peradaban baru.

Yang paling penting adalah yang memiliki komitmen, peduli pada alumni, mau megabdi memajukan IKA Unhas dan Unhas, mampu mengawal pelaksanaan Tri Dharma Unhas dan PIP Unhas.

IKA Unhas tidak perlu mereka yang punya jabatan politik atau pejabat.

Namun selama dia peduli pada alumni, peduli almamater, memiliki jiwa sosial, punya jejak suka membantu alumni, memiliki kemampuan komunikasi dan jaringan konektivitas luas yang kuat, saya kira dia berpeluang memimpin dan membawa IKA Unhas memimpin. Siapa dia? Kita tunggu Mubes IKA Unhas di Makassar. Tabe.(*)

Berita Terkini