Oleh: Mulawarman
Alumnus FE Unhas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Prof Aminuddin Ilmar, Prof Tahir Kasnawi, Prof Budimawan, A Madjid Sallatu, Dr Sawedi Muhammad, Dr Rahmat Muhammad, Mubha Kahar Muang, dan yunior saya di Fakultas Ekonomi Unhas, Abdul Rahman Farisi (Boge) menggugat saya dengan satu pertanyaan ; Mengapa Mul selalu emosional kalau bicara soal IKA Unhas.
Pertanyaan itu, dilontarkan oleh senior dan yunior saya itu, ketika di sosial media mereka membaca penolakan saya pada pelaksanaan Mubes IKA Unhas di Jakarta dan ajakan saya untuk melaksanakan Mubes tandingan.
Pertanyaan itu, bukan pertanyaan baru, bertahun-tahun pertanyaan itu, selalu dilontarkan oleh banyak orang Unhas setiap saya bicara IKA Unhas. Jawaban saya, selalu sama hingga hari ini.
Bahwa, saya tau dan mengenal IKA Unhas sejak 39 tahun lalu (1983-2021). Selama itu, IKA Unhas saya tau jalan di tempat kalau tidak mau dikatakan mati suri.
Selama 39 tahun faktanya, kantor atau sekretariat IKA Unhas di Gedung Pertemuan Alumni (GPA) Unhas, hanya jadi kandang kambing dan baru beberapa tahun terakhir berubah jadi sarang laba-laba, setelah 3 bulan kantor itu jadi Sekretariat POMNAS di tahun 2017.
Aset IKA Unhas tidak ada yang tau, kalau kita mau mengatakan tidak ada,m atau kita mencoba membandingkannya dengan aset KAGAMA UGM yang mencapai 100 miliar rupiah misalnya.
Sementara isi kas IKA Unhas kata Bendahara PP IKA Unhas Syarif Burhanuddin kepada saya setahun yang lalu, sebanyak 50 juta rupiah. Itupun, karena Chali panggilan Syarif Burhanuddin, diisinya pake uang pribadi, karena malu isi kas IKA Unhas kosong atau nol rupiah. Jangan coba bandingkan isi kas IKA Universitas Bosowa (Unibos) yang baru berusia 3 tahun, tapi isi kasnya mencapai ratusan juta rupiah.
Fakta itu, yang selalu membuat saya emosional, ketika saya membaca, bertemu, berhadapan dan berkesempatan mengenal, bahkan mengikuti sepak terjang organisasi alumni berbagai universitas, seperti ILUNI Universitas Indonesia, IKA Unpad, IKA IPB, Keluarga Besar ITB dan KAGAMA UGM.
Untuk itu di tulisan yang saya peruntukkan untuk IKA Unhas yang 2 bulan lagi akan Mubes ini, saya akan jelaskan betapa pentingnya kedudukan alumni atas perguruan tinggi, dan relevansinya dengan IKA Unhas kini; sejauhmana tantangan IKA Unhas ke depan, serta siapa pemimpin yang layak menjadi pengganti JK.
Qouvadis IKA Unhas
Sudah 53 tahun sejak pertama IKA Unhas berdiri pada tanggal 23 Maret 1963. Tak kurang waktu usia organisasi ini berdiri. Boleh jadi bila disamakan manusia, taraf ini sudah masuk usia udzur.
Fisik yang tidak lagi kuat, mudah terserang sakit, pikirannya kolot, sulit menerima masukan. Tapi itu usia manusia, tentu saja tidak dengan organisasi, semoga!
Pemerakarsanya Prof Mattulada, Prof Rahman Rahim, Prof M Akil dan Prof H Halide. Mereka meletakan tujuan yang mulia lagi luhur, di mana tujuan IKA Unhas adalah merangkul para alumni, melakukan pengembangan, pembinaan terhadap alumni, tulus membukakan pintu dan menyalurkan alumni ke ladang-ladang pengabdian untuk rakyat, almamater, bangsa dan negara sesuai tri dharma perguruan tinggi.
Ketika Prof Akil dipercaya sebagai Ketua Dewan Pembina dan Drs H M Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Harian.
Kemudian selama lebih 40 tahun, IKA Unhas dipimpin oleh Ketua JK. Publik ketika itu, kata Prof Halide di Skk Identitas (1988) menaruh harapan besar pada kapasitas dan pengalaman leadership JK.