Laporan Akbar G
Kaur Keuangan Desa Tabbinjai, Kecamatan Tombolopao, Gowa.
TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Cahaya ilmu rupanya belum menyinari seluruh wilayah Indonesia secara merata.
Beberapa pelosok desa masih harus berjuang lebih keras hanya untuk menikmati setitik cahaya itu.
Perjuangan ini betul-betul dirasakan seorang pemuda desa bernama Akbar G atau yang lebih akrab disapa Emil (26).
Pemuda kelahiran 20 Oktober 1994 ini miris melihat potret pendidikan di kampung halamannya Parangbebbu, Desa Tabbinjai, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
“Data yang saya peroleh dari RPJM Desa tahun 2013 menunjukkan jumlah warga yang tidak mengenyam bangku pendidikan dan putus sekolah sebanyak 154 orang dari 221 KK” ungkap Emil dalam laporannya ke Tribun Timur, Sabtu (02/10/2021).
Data tersebut menggerakkan hati Emil untuk mendirikan taman baca yang ia beri nama Nurul Jihad.
Bukan sembarang nama, Nurul Jihad memiliki makna yang mendalam baginya yaitu "Perjuangan menuju cahaya".
Sebuah nama yang berisi harapan warga Desa Tabbinjai untuk mendapatkan pendidikan yang kelak dapat menyinari desanya.
Rendahnya kesadaran untuk mengenyam bangku pendidikan serta tingginya angka putus sekolah menjadi pemantik bagi Emil menyediakan wadah untuk belajar berupa taman baca.
Apalagi pada saat libur semester, yang terfikir dalam benak anak-anak sekolah sudah pasti ini adalah hari di mana mereka terbebas dari buku dan kegiatan pembelajaran.
Sehingga mereka mengisi waktu liburnya dengan bermain game online dengan tangan mungil mereka.
Alhasil pada hari masuk sekolah kembali, semua pelajaran yang telah mereka pelajari di sekolah/madrasah seakan hilang dari benak mereka.
“Dengan adanya taman baca yang saya dirikan sejak 20 September 2014 lalu, anak-anak tidak lagi mengisi waktu kosong mereka dengan kegiatan tidak bermanfaat namun menggantinya dengan kegiatan yang lebih positif” lanjut Emil.