Lois Owien

Jejak Digital dr Lois, Sebut IDI Kerasukan Setan:yang Merasuki IDI ini Pangkatnya Jenderal Bintang 7

Editor: Sakinah Sudin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase: foto dr Lois Owien di Instagramnya (Instagram @dr_lois7) dan foto dr Lois keluar dari ruang penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Senin (12/7/2021) pukul 18.58 WIB. (Tribunnews.com/Reza Deni)

TRIBUN-TIMUR.COM - Jejak digital dr Lois kini diserbu netizen.

Salah satunya di akun Instagram @dr_lois7.

Salah satunya yang disorot netizen yakni dr menyebut Presiden Jokowi takut dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Bahkan dr Lois menyebut IDI kerasukan setan yang pangkatnya Jenderal bintang 7.

Berikut selengkapnya!

Polda Metro Jaya menangkap dr Lois Owen, Minggu (11/7/2021), usai pernyataanya soal covid-19 di salah satu stasiun televisi, viral di media sosial.

Penangkapan dr Lois setelah mengaku tidak percaya Covid-19.

Dia bahkan menyebut kematian pasien Covid-19 akibat interaksi obat.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono membenarkan penangkapan dr Lois. 

Usai viral, jejak digital dr Lois pu turut disorot netizen.

Peneluruan Tribun-timur.com akun Instagram @dr_lois7 terakhit aktif pada 18 Februari 2021.

Meski sudah tidak aktif, akun Instagram tersebut tetap diserbu netizen.

Postingan-postingan dr Lois dibanjiri komentar netizen.

Salah satu yang disorot yakini postingan dr Lois soal Presiden Jokowi dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Penelusuran Tribun-timur.com, tampak dr Lois memposting capture berita vaksinasi di bulan Ramadhan.

Dalam artikel itu, Jokowi menyebut vaksinasi bagi umat muslim selama bulan puasa dilakukan di malam hari.

dr Lois pun berkomentar atas berita tersebut.

Pada captionya, dr Lois menyebut Presiden takut dengan IDI.

Dia bahkan menyebut IDI kerasukan setan karena Presiden Jokowi melakukan semua yang dikatakan IDI.

"Presiden aja ya...
Takuttttttt banget sama IDI
Di suruh apa aja mau.

IDI suruh Vaksin
Presiden mau
IDI suruh buat aturan wajib Vaksin
Presiden mau
IDI suruh semua org harus Vaksin
Presiden juga mau

Padahal mereka itu cuma 1%
Tapi kelakuannya...kyk mereka aja yg punya Negara ini.

Dan lucunya lagi..
99% juga takuttttttt banget sama 1% ini hehehehehe..

Soalnya 1% ini lagi kerasukan setan. Ntah ilmu apa yg di pakai sampai semua nurut sama mereka.

Berarti setan yg merasuki IDI ini pangkatnya Jenderal bintang 7," tulis dr Lois, 18 Februari 2021, seperti dilansir Tribun-timur.com.

Capture postingan dr Lois 18 Februari 2021 tentang Presiden Jokowi (Instagram @dr_lois7) . (Capture Tribun Timur/ Sakinah Sudin)

Netizen langsung ramai berkomentar.

Berikut beberapa komentar netizen dirangkum Tribun-timur.com:

"saya yakin pak presiden tidak takut seperti yang dituduhkan bu dr.tapi pak presiden hanya mengikuti saran para ahli di bidangnya.klo bu dr merasa lebih ahli dari pada para ahli di org tersebut atau lebih baik dari pada ahli ahli yang ada di org tersebut sebaiknya dibuktikan secara ilmiah saja.sesimple itu sih dokter.," tulis pemilik akun @ditowirakrisna.

"Dulu kenapa masuk dokter yaa ?," tulis pemilik akun @fitrinurae_.

"Semoga bs bertatap muka berdiskusi sm presiden jokowi (emoji)," tulis pemilik akun @sarirubiana.

"Kayak nya dia sakit hati banget sama idi ya," tulis pemilik akun @iraadewa.

"Kalau sakit hati sama IDI jangan ngajak2 budok, itu bukan urusan saya!!!!," tulis pemilik akun @crowded_5g.

Pernyataan dr Lois soal Covid-19 dan IDI

Diberitakan sebelumnya, nama dr Lois Owien jadi sorotan publik setelah tampil di acara Hotman Paris, beberapa waktu lalu.

Dalam program tersebut, dr Lois Owien mengatakan yang tak percaya dengan Covid-19.

Selain tak percaya Covid-19, Lois Owien  juga menyebut banyanya orang pasien positif Covid yang meninggal bukan karena infeksi virus corona.

Mereka meninggal akibat interaksi obat yang berlebihan.

Dia menyebut,  obat-obatan yang digunakan untuk pasien Covid-19 telah menimbulkan komplikasi di dalam tubuh.

Yang terbaru, dr Lois juga mengeluarkan pernyataan akan membubarkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Dia juga mengaku punya kuasa penuh membubarkan IDI serta mencabut izin praktek nakes yang ia anggap salah.

pernyataan dr Lois itu ia posting di akun Instagram @dr_lois7

"Hak penuh bagi saya mengatur kedokteran sesuka hati saya. Bubarkan ID pun saya punya kuasa penuh," demikian pernyataan dr Lois.

Postingan dr Lois di akun Instagram @dr_lois7. (Instagram @dr_lois7)

Penelusuran Tribun-timur.com, postingan tersebut sudah dihapus dr Lois.

Namun diposting ulang oleh aktivis Covid-19, dr Tirta Mandira Hudhi di akun Instagram @dr.tirta.

Bukan hanya postingan tersebut.

Sejumlah capture postingan dr Lois diposting ulang dr Tirta.

"Semua postingan bu lois saya jadikan sini, biar ga nyampah. Saya bahas dikit superficial

Akun ig dia ada 3, 1 deactive , 1 dah ga akrif sejak februari , 1 lagi sudah diprivat

1. Slide 1-3 masih didapatkan dari twitternya (masih aktif) tidak nampak unsur hack. Karena beberapa kalo dari awal twit konsisten begini hehe .
Lagipula untungnya apa hack akun ga jelas begini (emoji).

2. Slide 4-6 didapatkan dari facebooknya

Slide 1. Jelas itu hoax, ga perlu di debat, usulan dia mengenai vit c 1 g / jam itu dah ngasal. Bisa rentan membuat kegagalan ginjal. Virus covid19 ada. Di seluruh dunia ada. Dan dibuktikan jelas via jurnal, presentas ilmiah, pasien, gejala klinis, dokumentasi

Slide 2. Bisa banget dijelasin. Semua obat asal diberikan tepat dosis, tepat guna, tidak masalah. Ini materi kuliah dasar di FK.

Bahkan ada web khusus yg mengecek interaksi obat. Metformin anyway sangat berguna untuk diabetes. Dan ini obat sudah menyelamatkan banyak banget penderita diabetes ! Jadi twit ini ngawur

Debat ilmiah merupakan sidang terbuka yg dilakukan dengan pengawasan publik. Sudah disediakan tempat klarifikasi dengan para ahli di IDI.

Sidang terbuka biasa dilakukan untuk meraih gelar s3 dan profesor. Jadi gas tu bu lois. Sekalian gelar prof

Slide 3. Jelas bu lois menantang debat, tapi mengagung2 kan diri, dan membawa beberapa tokoh. Ini sudah dilarang dalam sumpah dokter yakni “mengagunkan diri”

Slide 4-6 indikasi niat membubarkan idi (entah sadar / halusinasi entahlah. Kategori waham delusional


Jika anda fans bu LOIS, cukup suru dia hadir ke kantor pb IDI PUSAT untuk debat ilmiah dan sidang terbuka bareng ahli. Jika dirasa kurang ada @mastercorbuzier siap mewadahi

Kenapa ga di debat dari dulu? Sudah. Oleh @drningz dan prof @ba.tejo dan dr pandu riono (ahli epidemiologi UI) tapi mreka mendapat maki2 an sebagai balesan dan dicap “dokter bodoh” oleh bu lois

Fans nya kalo mau dukung. Ga masalah. Kenapa kami ladenin? Krena info dia sudah sangat bablas bisa bahaya buat pasien apaalgi beberapa resepnya yg ngawur," tulis dr Tirta, Minggu (11/7/2021).

dr Tirta juga meminta dr Lois pertanggungjawabkan pernyataan-pernyataannya.

"Ibu lois, pertanggungjawabkan statement anda

Termasuk postingan ini yg sudah anda delete, tapi sayangnya saya sempet capture

Negara ini menjamin kebebasan berpendapat, tapi tidak untuk seperti ini. Ingat gunakan hak anda secara baik

Buat pihak pihak yg menyiarkan berita kematian akibat interaksi obat yg jelas bohong itu, kami juga sudah capture.

Untuk dimintai pertanggungjawaban jika ibu lois tidak hadir ke @ikatandokterindonesia

Tolong ibu lois hadir ke @ikatandokterindonesia , kami beri kesempatan anda menyampaikan pendapat secara ilmiah

Tolongnetizen, hati2 dalam menyiarkan berita, apalagi kalo sudah false information

:) kasi emot api dulu (emoji)," tulis dr Tirta. 

Lalu siapakah dr Lois Owien?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjawab hal tersebut.

IDI tegaskan dokter Lois Owien sudah tidak terdaftar dalam keanggotaan IDI.

Terkait hal ini, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memanggil dokter Lois.

Namun, dalam penelusuran awal, PB IDI menyatakan keanggotaan dokter Lois sudah lama kedaluwarsa di IDI.

"Keanggotaannya sudah lama kedaluwarsa," ujar Ketua Ikatan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Faqih Daeng kepada Kompas.com, Minggu (11/7/2021), dilansir dari artikel Kompas.com dengan judul "IDI Panggil Dokter Lois yang Tak Percaya Covid-19 dan Sebut Pasien Meninggal Bukan karena Virus"

Selain itu, dikutip dari akun Instagram pribadi dr Tirta Mandira Hudhi menyebut bahwa dr Lois tidak terdaftar sebagai anggota IDI.

Di mana, seperti diketahui semua dokter di Indonesia harus tergabung dan terdaftar sebagai anggota IDI.

"Ya memang benar, ibu Lois ini telah mengontak saya. Dan memang menyebarkan info-info yang menurut saya tidak masuk akal.

Ibu Lois ini mengaku sebagai dokter. Setelah dikonfirmasi ke Ketua IDI Pusat dan Ketua MKEK. Beliau mengatakan bahwa dokter Lois tidak terdaftar di anggota IDI," ujar Tirta.

Tirta juga mengatakan bahwa surat tanda registrasi (STR) milik dr Lois sudah tidak aktif sejak 2017.

"Status dokternya dipertanyakan. STR beliau tidak aktif sejak 2017," ujar Tirta.

Seperti diketahui, surat tanda registrasi (STR) merupakan bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan.

Penjelasan ahli

Apakah benar interaksi obat, seperti disampaikan dr Lois, dapat menyebabkan kematian pada pasien Covid-19?

Hal ini dijelaskan oleh Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (11/7/2021).

Prof Zullies menjelaskan bahwa interaksi obat adalah adanya pengaruh suatu obat terhadap efek obat lain, ketika digunakan bersama-sama pada seorang pasien.

"Interaksi obat itu memang sangat mungkin dijumpai. Bahkan, orang dengan satu penyakit saja, rata-rata ada yang membutuhkan lebih dari satu macam obat," kata Prof Zullies.

Terkait pernyataan dr Lois yang menyebut interaksi obat menjadi penyebab kematian pasien Covid-19, Prof Zullies menekankan bahwa tidak semua interaksi obat itu berbahaya atau merugikan.

Karena sifat interaksi itu bisa bersifat sinergis atau antagonis, bisa meningkatkan, atau mengurangi efek obat lain.

"Interaksi obat juga ada yang menguntungkan, dan ada yang merugikan. Jadi tidak bisa digeneralisir, dan harus dikaji secara individual," ucap Prof Zullies.

Pada pasien dengan hipertensi, misalnya.

Meski merupakan satu jenis penyakit, namun terkadang membutuhkan lebih dari satu obat, apabila satu obat tidak dapat memberi efek kontrol pada penyakit tersebut. Seringkali penderita hipertensi menerima dua atau tiga jenis obat anti hipertensi.

"Artinya, ini ada interaksi obat yang terjadi, tetapi yang terjadi itu adalah interaksi obat yang menguntungkan. Tapi tentu, pilihan obat yang akan dikombinasikan juga ada dasarnya, paling tidak mekanismenya mungkin berbeda," papar Prof Zullies.

Kendati demikian, Prof Zullies mengatakan bahwa ketika tambahan obat yang diberikan semakin banyak, maka masing-masing akan memiliki risiko efek samping obat.

Sehingga, hal ini pun akan selalu menjadi pertimbangan dokter dalam meresepkan obat pada pasiennya. Artinya, bahwa dengan semakin banyak obat, maka akan semakin meningkat juga risiko efek sampingnya.

Kapan interaksi obat bisa merugikan?

Lebih lanjut, Prof Zullies mengatakan interaksi obat dapat merugikan apabila suatu obat menyebabkan obat lain tidak berefek saat digunakan bersama, atau memiliki efek samping yang sama.

Seperti obat hidroksiklorokuin yang sempat diajukan sebagai terapi pengobatan pasien Covid-19.

Efek samping obat ini dapat memengaruhi ritme jantung, jika digunakan dan dikombinasikan dengan obat yang juga sama-sama memiliki efek serupa, maka itu akan merugikan.

"Ada juga obat yang memberi interaksi dengan meningkatkan efek dari obat lain. Itu bagus, tetapi kalau peningkatan efeknya berlebihan, maka itu akan berbahaya," imbuh Prof Zullies.

Demikian juga obat untuk pasien Covid-19. Pada pasien Covid-19 dengan sakit ringan, biasanya akan diberikan obat antivirus, vitamin atau obat anti gejala.

"Akan tetapi, interaksi obat-obat ini bisa dihindari dengan mengatur cara penggunaan, misal diminum pagi dan sore, atau mengurangi dosis. Masing-masing interaksi obat itu ada mekanismenya sendiri-sendiri," jelas Prof Zullies. (WartaKotalive.comYaspen Martinus/ Tribun-timur.com/ Sakinah Sudin/ Kompas.com/ Djati Waluyo)

Berita Terkini