Syamsul dimainkan sebagai pengganti pada pertandingan yang dimenangkan PSM dengan skor telak 6-1.
Pada akhir musim, Syamsul memutuskan hengkang dari PSM Makassar.
Syamsul berpamitan dengan PSM setelah 15 tahun membela Juku Eja.
Ia mengatakan, kurangnya kontribusi kepada PSM Makassar serta kurangnya kesempatan yang diberikan padanya musim itu menjadi alasan utamanya memilih hengkang.
"Saya masih mau bermain, tapi tidak diberikan kesempatan. Saya mau merasakan (atmosfir di lapangan) baik itu menang maupun kalah," ujarnya.
Syamsul juga enggan menyalahkan Robert Rene Alberts sebagai pelatih PSM.
"Saya tidak menyalahkan pelatih. Pelatih mungkin punya karakter yang diinginkan, dan pertimbangan lain," imbuhnya.
Usai mundur dari PSM Makassar, Syamsul menegaskan akan tetap bermain sepakbola namun tidak untuk Laskar Ayam Jantan.
"Saya belum memikirkan (jadi pelatih) itu. Saya masih mau main, saya belum mau pensiun. Saya ingin buktikan kalau saya bisa (bermain) di luar," kata Syamsul dengan tegas.
Akhirnya, Syamsul sempat dipinang PSS Sleman sebelum memutuskan pensiun dari dunia kulit bundar.
Kini setelah pensiun, Syamsul Chaeruddin menghabiskan waktunya di kampung halamannya di Bajeng, Kabupaten Gowa dengan banyak beraktivitas di sekolah sepakbola.
Eks kapten PSM Makassar, Syamsul Chaeruddin, telah mengikuti kursus pelatih lisensi C-AFC/PSSI di Bali, dari 1-15 November 2020 lalu.
Dengan bekal kepelatihan tersebut, Syamsul pun membagi ilmu kepada para pemain muda yang dibina di SSB Bonto Maero, Kabupaten Gowa.
"Ilmu dari kursus kepelatihan, saya praktikkan di SSB Bonto Maero," ujar Syamsul saat ditemui dalam laga amal di Lapangan BP2IP Barombong, beberapa waktu lalu.