TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Empat tahun lalu, atau 9 Juli 2017, menjadi momen yang akan selalu dikenang oleh legenda dan mantan kapten PSM, Syamsul Bachri Chaeruddin.
Kala itu, Syamsul mencetak gol perdana di ajang Liga 1 2017 ke gawang Bhayangkara FC.
Pertandingan yang dilangsungkan di Stadion Mattoangng Andi Mattalatta Makassar, dimenangi PSM dengan skor 2-1.
Gol yang dicetak Syamsul di menit ke-18, menjadi gol perdananya kala itu di Liga 1.
Tak hanya gol perdana, itu juga sekaligus menjadi gol terakhirnya bagi PSM sebelum memutuskan gantung sepatu.
Baca juga: Pemain PSM Makassar Mayoritas Pemain Muda, Ini Kata Milomir Seslija
Liga 1 2017 memang menjadi musim terkahir Syamsul berseragam PSM.
Perjalanan Syamsul pada musim terakhirnya di PSM pun sangatlah berat.
Di bawah arahan Robert Rene Alberts yang menjadi pelatih PSM, Syamsul bukanlah pilihan utama.
Pemain yang identik dengan rambut gonrong ini, hanya menghiasi bangku cadangan kala PSM bertanding.
Bahkan semusim sebelumnya, atau tepatnya ISC A 2016, Syamsul sangat jarang dimainkan.
Apalagi ketika jabatan pelatih beralih dari Luciano Leandro ke Robert Rene Alberts.
Baca juga: Batal Kontrak Striker Asal Papua Melcior Majefat, Anco Jansen Belum Punya Tandem di PSM
Tercatat dari 34 kali pertandingan PSM di ISC A, Syamsul hanya diturunkan sembilan kali.
Memasuki musim 2017 atau Liga 1 edisi perdana, asa Syamsul bermain untuk klub kebanggannya tak kunjung kesampaian.
Lagi-lagi Robert Rene Alberts tak menjadikannya pilihan, dan lebih memilih pemain muda seperti M Arfan atau Rasyid Bakri.
Bahkan, Syamsul lebih sering tak dimasukkan dalam skuad yang akan bertanding.
Namun momen emosional yang ditunggu-tunggu Syamsul akhirnya tiba pada 9 Juli 2017.
Robert tiba-tiba memasukkan nama Syamsul ke dalam daftar susunan pemain yang akan melawan Bhayangkara FC di pekan ke 13 Liga 1.
Baca juga: PSM Makassar Butuh Dua Pemain Asing
Tak sekadar masuk daftar susunan pemain, Syamsul bahkan dimainkan sejak menit pertama.
Padahal 12 pekan sebelumnya, pemain yang dijuluki Nedved ini sama sekali tak pernah bermain semenit pun bersama PSM.
Seolah ingin membuktikan diri, Syamsul langsung mencetak gol di penampilan pertamanya itu.
Memanfaatkan umpan silang Gozali Siregar, sepakan first time Syamsul membobol gawang Bhayangkara.
Gol itu dirayakan Syamsul dengan sangat emosional bersama para punggawa PSM lainnya.
Syamsul berlari ke pojok lapangan sambil berselebrasi dengan telunjuk di mulut, seolah meminta orang-orang untuk diam.
Baca juga: Masih Ingat Ronald Fagundez? Playmaker Jempolan Dielukan Fans PSM & Persik, Kabarnya Kini Jual Roti
Syamsul ingin membuktikan bahwa dia masih mampu memberi terbaik untuk PSM.
Usai pertandingan itu, Syamsul kembali dimainkan di dua laga berikutnya melawan Persiba Balikpapan dan Barito Putra.
Syamsul bahkan mencetak satu assist saat PSM menahan imbang Persiba Balikpapan 2-2 di kandangnya.
Namun usai bermain tiga pertandingan, Robert kembali mencadangkan Syamsul Chaeruddin.
Pemain asal Kabupaten Gowa ini lagi-lagi jadi penghangat bangku cadangan, bahkan lebih sering menjadi penonton di tribun bersama suporter PSM lainnya.
Syamsul pada akhirnya menjalani pertandingan terakhirnya bersama PSM di pekan terakhir Liga 1 2017.
Baca juga: Bursa Pemain Liga 1 - Target Milomir Seslija di PSM, Boaz Tinggalkan Persipura, Ambisi Yann Motta
Saat itu, PSM menjamu Madura United di Makassar.
Syamsul dimainkan sebagai pengganti pada pertandingan yang dimenangkan PSM dengan skor telak 6-1.
Pada akhir musim, Syamsul memutuskan hengkang dari PSM Makassar.
Syamsul berpamitan dengan PSM setelah 15 tahun membela Juku Eja.
Ia mengatakan, kurangnya kontribusi kepada PSM Makassar serta kurangnya kesempatan yang diberikan padanya musim itu menjadi alasan utamanya memilih hengkang.
"Saya masih mau bermain, tapi tidak diberikan kesempatan. Saya mau merasakan (atmosfir di lapangan) baik itu menang maupun kalah," ujarnya.
Syamsul juga enggan menyalahkan Robert Rene Alberts sebagai pelatih PSM.
"Saya tidak menyalahkan pelatih. Pelatih mungkin punya karakter yang diinginkan, dan pertimbangan lain," imbuhnya.
Usai mundur dari PSM Makassar, Syamsul menegaskan akan tetap bermain sepakbola namun tidak untuk Laskar Ayam Jantan.
"Saya belum memikirkan (jadi pelatih) itu. Saya masih mau main, saya belum mau pensiun. Saya ingin buktikan kalau saya bisa (bermain) di luar," kata Syamsul dengan tegas.
Akhirnya, Syamsul sempat dipinang PSS Sleman sebelum memutuskan pensiun dari dunia kulit bundar.
Kini setelah pensiun, Syamsul Chaeruddin menghabiskan waktunya di kampung halamannya di Bajeng, Kabupaten Gowa dengan banyak beraktivitas di sekolah sepakbola.
Eks kapten PSM Makassar, Syamsul Chaeruddin, telah mengikuti kursus pelatih lisensi C-AFC/PSSI di Bali, dari 1-15 November 2020 lalu.
Dengan bekal kepelatihan tersebut, Syamsul pun membagi ilmu kepada para pemain muda yang dibina di SSB Bonto Maero, Kabupaten Gowa.
"Ilmu dari kursus kepelatihan, saya praktikkan di SSB Bonto Maero," ujar Syamsul saat ditemui dalam laga amal di Lapangan BP2IP Barombong, beberapa waktu lalu.