Arfandy Idris memprotes tambahan agenda peluncuran aplikasi E-Aspirasi karena dianggap tidak masuk agenda rapat paripurna internal.
Dengan nada suara meninggi, Arfandy meminta Syaharuddin Alrif menutup rapat tanpa menyisipkan tambahan agenda peluncuran aplikasi E-Aspirasi itu.
"Ini tidak masuk dalam agenda. Tutup itu, tutup," protes Arfandy kepada Syahar dengan nada meninggi.
Selain Arfandy legislator Fraksi Partai Demokrat Selle KS Dalle juga melayangkan interupsi kepada Syaharuddin Alrif.
Selle menyarankan sidang ditutup terlebih dahulu, baru dilanjutkan dengan agenda tambahan peluncuran aplikasi E-Aspirasi.
Menurutnya, peluncuran aplikasi E-Aspirasi tidak masuk dalam agenda sidang pembahasan dua ranperda tersebut.
"Ini soal kode etik. Sebaiknya rapat ini ditutup dulu, lalu meminta anggota dewan untuk tidak meninggalkan ruangan ini," kata Selle kepada peserta rapat.
Meski demikian, Syaharuddin Alrif juga mendapat pembelaan peserta rapat lainnya dan Pongtasik legislator Fraksi PDI Perjuangan.
Ia berpendapat tidak apa-apa rapat paripurna ditambahkan peluncuran E-Aspirasi sebelum ditutup.
Menurutnya, Syahar sebagai pimpinan sudah menyampaikan di awal rapat soal peluncuran E-Aspirasi.
Akan tetapi Arfandy kembali melayangkan protes. Lagi-lagi ia menyatakan penolakannya jika rapat paripurna intern diakhiri dengan peluncuran E-Aspirasi.
"Ini kan bukan forumnya," ujar Arfandy.
Syahar rupanya memilih tetap meluncurkan aplikasi E-Aspirasi meski mendapat protes dari Arfandy Idris.
Ia beralasan, aplikasi yang diluncurkan tersebut demi kebaikan DPRD Sulsel.
"Sudah saya bacakan dari tadi. Aplikasi E-Aspirasi ini dari Kasubag dan sudah lama. Ini harus disosialisasikan baik untuk kelompok dan organisasi," kata Syahar sebelum menutup rapat intern.
Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95