Hal senada juga diceritakan Jamila Pati Iha, warga Desa Teoru itu mengaku langsung membawa bayinya keluar rumah dan lari menuju pegunungan setelah melihat air surut di depan rumahnya.
“Saya lari dengan bayi saya dan dua anak saya yang masih kecil, setelah air pasang surut terjadi, kebetulan rumah kita di dekat pantai,” ujarnya via telepon seluler.
“Takut tsunami, soalnya tadi kuat sekali," kata dia.
"Dan di depan rumah kami itu kan pas di pelabuhan air sempat pasang surut jadi kami takut,” katanya. Sementara itu Sekretaris Negeri (Desa) Tehoru Subhan Kinlihu mengaku telah mengimbau warga desa untuk berlindung ke ketinggian.
Subhan menambahkan, pemerintah desa juga telah membagikan sejumlah tenda kepada warga untuk bermalam.
“Kita juga sudah berikan beberapa buah tenda kepada masyarakat dan malam ini kita dari pemerintah negeri juga akan melakukan rapat darurat dengan para RT,” katanya.(*)