Opini

Nurdin Abdullah, KPK, dan Jejaring Korupsi di Sulsel

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Sulsel nonaktif, Nurdin Abdullah saat mengikuti konferensi pers terkait Operasi Tangkap Tangan (OTT) dirinya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (28/2/2021) dini hari. 

Anggota DPRD dari banyak daerah di Indonesia berdatangan.

Judulnya sih Ingin belajar mengelola daerah sambil menghabiskan anggaran kedewanan mereka.

Kedekatan NA dengan Pemerintah Jepang juga menjadi faktor pendukung tersendiri.

Magister dan doktoralnya didapatkan di Jepang.

Bantaeng menerima banyak bantuan langsung maupun tak langsung.

Ambulans modern hingga mobil pemadam kebakaran yang bahkan belum dimiliki Pemerintah Kota Jakarta atau Surabaya berseliweran di Bantaeng.

Mobil ambulans hibah dari Jepang untuk Bantaeng. (DOK TRIBUN TIMUR)

Tapi Pilkada selalu mahal.

Keberhasilan memimpin Bantaeng adalah satu hal.

api pemilih di 23 kabupaten lainnya selain Bantaeng butuh treatment politik tersendiri.

Cukong jawabannya.

NA tak bisa mengelak.

Perselingkuhan dimulai.

Kesepakatan terbangun secara diam-diam.

Butuh dana besar untuk melalui seluruh proses Pilkada.

Dari survei awal, membeli tiket partai bernama mahar yang semakin mahal, survei-survei lanjutan, pembentukan tim sukses dan pelatihan saksi.

Halaman
1234

Berita Terkini