TRIBUN-TIMUR.COM - Kabar buruk bagi warga DKI Jakarta yang menunggu program unggulan Gubernur Anies Baswedan Rumah DP 0 Persen.
Siap-siap tidak kebagian jatah Rumah DP 0 Rupiah di Jakarta
Pasalnya, jumlah unitnya berkurang drastis dari ratusan ribu menjadi sisa sepuluh ribuan unit.
Kasus Rumah DP Nol Persen saat ini sedang 'diurus' KPK. Ada dugaan korupsi di balik proyek andalan dan janji-janji kampanye pilgub itu.
Baca juga: TNI Mulai Hilang Kesabaran, Segera Kirim Pasukan Elite Kalajengking Hitam
Baca juga: Denny Siregar Ikut Sindir Live Pertunangan Atta Halilintar & Aurel Hermansyah, Apa Kerja KPI?
Mengetahui Anies Baswedan memangkas jumlah unit Rumah DP Nol Persen itu, Pegiat media sosial, Eko Kuntadhi langsung berkicau.
Eko Kuntadhi lewat cuitannya di Twitter, Minggu (14/3/2021), menyindir langkah Anies Baswedan tersebut dengan mengatakan bahwa target itu sebenarnya telah dilampaui Mantan orang dekat Presiden Jokowi itu.
Harusnya, kata Eko, Anies memangkas target pembangunan rumah DP Nol Persen menjadi 80 unit saja agar targetnya bisa dilampaui.
“Harusnya target dipangkas jadi 80 unit aja. Jadi pembangunan rumah DP0%, sudah jauh melampaui target,” cuit Eko Kuntadhi.
Lantaran hal itu, ia pun menyebut bahwa Anies Baswedan merupakan gubernur DKI ‘terbalik’ sepanjang masa dan bukannya terbaik.
“Anies memang Gubernur terbalik sepanjang masa,” tuturnya.
Melansir kompas.com dengan artikel berjudul Anggota F-PSI: Anies Pangkas Target 232.214 Rumah DP Rp 0 Jadi 10.460 dalam Draf Revisi RPJMD, anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta Eneng Malianasari mengatakan, Pemprov DKI Jakarta memotong target pembangunan rumah DP Rp 0 dari sebelumnya 232.214 unit menjadi hanya 10.460 unit.
"Target rusunami berkurang 95,5 persen sehingga hanya menjadi 10.460 unit," kata Eneng dalam keterangan tertulis, Jumat (12/3/2021).
Eneng mengatakan, perubahan tersebut terlihat dalam draf perubahan Peraturan Daerah (Perda) tentang Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Menurut Eneng, perubahan yang dibuat Anies merupakan tanda ketidakseriusan Anies merealisasikan janji kampanyenya.