TRIBUN-TIMUR.COM - Sedang ramai berita Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah ditangkap KPK sejak Sabtu (27/2/2021) dini hari tadi.
Kilas balik ke Pilgub Sulsel 2018, Pasangan Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman, Gubernur dan Wagub Sulsel diusung PDIP, PKS dan PAN. Sementara PSI jadi parpol pendukung saat itu.
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah latar belakangnya akademisi.
Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Makassar.
• Ketua PDIP: Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Pemimpin Merakyat Muslim yang Saleh
• Sosok Veronica Moniaga Presenter Cantik TV Sekarang Jadi Jubir Nurdin Abdullah, Bantah Ditangkap KPK
Tidak berafilisiasi dengan satu partai mana pun.
Foto-foto Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah berada di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar pun beredar.
• Rekam Jejak dan Profil Nurdin Abdullah, Gubernur Sulsel Kena OTT KPK hingga Uang Sekoper Disita
• KPK Benarkan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah Ditangkap terkait Kasus Dugaan Korupsi
• Biodata / Profil Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah yang Ditangkap KPK, Terima Penghargaan Antikorupsi
• Sosok Edy Rahmat Sekretaris Dinas PU Sulsel Ikut Ditangkap KPK Bersama Gubernur Nurdin Abdullah
Jubir Nurdin Abdullah bantah OTT KPK
Terpisah, Juru Bicara Gubernur Nurdin Abdullah Veronica Moniaga angkat bicara terkait operasi tangkap tangan (OTT) KPK di Makassar Sulawesi Selatan.
"Sebenarnya kita masih menunggu, bagaimana respon KPK," ujar Veronica diwancara di depan pintu masuk Gubernuran Sulsel Jl Sungai Tangka Makassar, Sabtu (27/2/2021).
"Terakhir saya lihat di salah satu media televisi sudah ada pernyataan dari Nurul Ghufron yang merupakan Wakil Ketua KPK, dan itu bisa dijadikan landasan informasi awal," katanya.
Ia membantah Gubernur Nurdin Abdullah terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT).
"Namun satu yang ingin saya sampaikan, menganai informasi yang beredar di media, bahwa Bapak Gubernur Sulawesi Selatan terkena Operasi Tangkap Tangan itu tidak benar," katanya.
"Karena bapak saat itu sedang istirahat. Seperti kita tahu, operasi tangkap tangan adalah operasi menangkap seseorang pada saat melakukan tindak pidana korupsi," ujar Vero sapaannya.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah menjadi Operasi Tangkap Tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (OTT KPK).
Dari informasi yang didapatkan Tribun Timur, Nurdin Abdullah ditangkap KPK, beredar melalui aplikasi berbagi pesan WhatsApp, proses penangkapan mulai pukul 01.00 Wita.
Tim KPK sebanyak 9 orang telah melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan. Nurdin Abdullah di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan.
Hal itu berdasarkan Surat Perintah Penyelidikan No : Sprin.Lidik-98/01/10/2020.
Tim KPK telah mengamankan beberapa orang antara lain: Agung Sucipto (Kontraktor, 64 Thn), Nuryadi (Sopir Agung, 36 tahun), Samsul Bahri (Adc Gubernur Provinsi Sulsel 48 tahun),
Selain itu, ada Edy Rahmat (Sekdis PU Provinsi Sulawesi Selatan) dan Irfandi ( Sopir Edy Rahmat).
Barang bukti yang diamankan oleh Tim KPK yaitu 1 (satu) koper yang berisi uang sebesar Rp 1 Miliar yang di amankan di Rumah Makan Nelayan Jl Ali Malaka, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar.
Tim KPK kemudian langsung membawa Nurdin Abdullah dan rombongan langsung ke klinik untuk dilakukan pemeriksaan Swab antigen.
Untuk persiapan berangkat ke Jakarta melalui Bandara Sultan Hasanudin.
Tim KPK dan Rombongan di kawal oleh 4 orang Anggota Detasemen Gegana Polda Sulsel.
Kemudian pukul 05.44 Wita rombongan selesai melaksanakan pemeriksaan swab antigen dan menuju Bandara Sultan Hasanudin untuk berangkat ke Jakarta menggunakan Pesawat Garuda GA 617.
Tim dan rombongan memasuki Gate 2 untuk keberangkatan ke Jakarta, pukul 07.00 Wita.
Tanggapan PDIP Parpol Pengusung
Ketua DPD PDIP Sulsel Ridwan Andi Wittiri menanggapi kabar Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah ditangkap KPK Sabtu (27/2/2021).
Ketua PDIP ini meminta semua pihak mengedepankan asas praduga tak bersalah.
Dan memberi kesempatan KPK membuat kasus ini terang-benderangan.
PDIP salah satu parpol pengusung Nurdin Abdullah dan Sudirman Sulaiman di Pilgub Sulsel 2018 lalu bersama PKS dan PAN.
Berikut rilis resmi PDIP Sulsel terkait viral KPK OTT kasus korupsi di Sulsel.
Kita Hormati Proses Hukum, Jauhkan Dari Pertarungan Politik Tidak Sehat
1). Ketua DPD PDIP Andi Ridwan Witirri mengaku sangat terkejut terhadap penangkapan Gubernur Sulses Andi Ridwan Witirri.
“Dalam penliaian saya, Prof Nurdin Abdullah itu sosok yang baik, dekat dengan petani, jujur, dan sosok Muslim yang Saleh.
Kami tentu saja hormati proses hukum yang seharusnya berkeadilan. Namun yang perlu kami luruskan bahwa terhadap Prof Nurdin itu bukanlah OTT dalam pengertian ada kejadian pelanggaran hukum, dan ada dana yang secara langsung dikategorikan sbg operasi tangkap tangan, karena memang tidak ada dana di rumah Prof Nurdin.
Mengingat Beliau juga sedang dalam keadaan tidur, lalu di bangunkan oleh aparat hukum”, ujar Andi
2). “Dalam pengalaman saya, Prof Nurdin ini menerapkan protokol ketat guna menghindari grativikasi.
Bahkan sebelum menerima tamu, seluruh tamu dilarang membawa apapun kecuali buku catatan.
Semua tas yang dibawa wajib ditaruh locker”, tegas Andi yang bersama masyarakat Sulses meyakini bahwa Beliau orang jujur dan baik.
3). Meskipun demikian, Andi menegaskan menghormati proses hukum yang berlaku di KPK.
“Saya hanya bisa berharap agar hukum benar-benar ditegakkan dengan sepenuhnya mengabdi pada keadilan, dan juga mrnjauhkan diri dari pertarungan politik tidak sehat. Kami dukung sepenuhnya misi KPK dalam pemberantasan korupsi”, tegas Andi
Jubir Gubernur Sulsel: Bukan OTT, Bapak Dijemput KPK Dinihari dengan Sangat Terhormat; Ini Kronologisnya
Juru bicara Gubernur Sulsel Veronica Moniaga, Sabtu (27/2/2021) membenarkan atasannya, Nurdin Abdullah, dijemput tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan aparat polisi di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Jl Sungai Tangka No 1, Kota Makassar, Sabtu dini hari.
Monica menyebut atasannya didatangi tim penyidik KPK, dengan cara yang baik dan tidak sedang dalam kondisi menerima atau transaksi tindakan melanggar hukum.
"Bapak dijemput dengan sangat terhormat dini hari tadi.," ujarnya di pelataran gerbang Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, pukul 09.10 Wita.
Keterangan pers Jubir Gubernur ini adalah pernyataan resmi pertama dari pihak gubernur soal penangkapan orang nonor satu di provinsi Sulsel ini.
Veronica tidak merinci "dini hari" itu tepatnya pukul berapa.
Informasi yang dihimpun Tribun, KPK mendatangi Gubenur sekitar pukul 02.30 Wita.
Jubir juga membenarkan, sebelum solat subuh Gubernur sudah "dibawa keluar kota" oleh tim.
"Mengenai keberangkatan bapak ke luar kota itu menyampaikan keterangan sebagai saksi," ujar Veronica.
Pukul 06.00 WITA, gubernur Sulsel sudah diterbangkan ke Jakarta.
Dari manifest penumpang Garuda yang beredar Nurdin dan empat orang yang terjaring di RM Nelayan Jalan ALi Malaka sudah diterbangkan dengan Garuda Nomor Penerbangan GA 617 dari Makassar ke Bandara Cengkareng Jakarta.
Dalam screen shoot manifest itu Gubernur duduk di kursi 36 K.
Supir Anggu, Nuryadin dan Syamsul Bahri, ajudan gubernur juga dikonfirmasi terdaftardalam kursi penumpang 35 H dan 36 H.
Informasi yang dihimpun Tribun, sekitar pukul 01.00 wita. tim penyidik KPK sudah mendapatkan bukti uang Rp 1 miliar dari tangan seorang kontraktor proyek infrastruktur bernama Agung Sucipto alias Anggu (64 Thn) di sebuah rumah makan di Jl Ali Malaka, Kelurahan Losari, Makassar.
Anggu dikenal sudah berkenalan dengan Nurdin Abdullah sebelum menjabat Bupati Bantaeng dua periode, 12 tahun lalu.
Jubir juga tak merinci soal operasi tangkap tangan (OTT) di RM Nelayan yang melibatkan ajudan gubernur (Adc) Syamsul Bahri (48).
Samsul adalah salah satu personel Polri yang beberapa bulan terakhir menjadi aparat yang ikut melekat ke gubernur.
Selain keduanya, Sekretaris Dinas PU Sulsel Edy Rahmat juga terjaring di OTT KPK di rumah makan sea food RM Nelayan, Makassar pukul 01.00 Wita.
Pukul 08.30 Wita, Istri Gubernur Sulsel Lies juga menjawab beberapa pertanyaan di group WA yang membenarkan dimintainya keterangan suaminya sebagai saksi.
"Ass. Sahabat Dekat yang saya sayangi. Do'akan bapak yaaaa. Tadi pagi bapak didatangi KPK secara mendadak berkenaan dg ada Staff bapak yg menerima dana. Bapak akan dimintai keterangan. Semoga Allah S. W. T memudahkan semuanya. In syaa Alla."
Gubernur terjaring operasi tangkap tangan hanya sekitar 18 jam setelah melantik 11 kepala daerah di Sulsel di Baruga Sang Hyang Sri, Rujab pukul 09.00 wita.
Gubernur dijemput di rumah jabatan sebelum solat subuh.
Penangkapan Gubernur Sulsel hanya sekitar 4 emoat jam setelah Tim KPK berjumlah 9 orang melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) penyeranhan uang Rp 1 Miliar di sebuah rumah makan.
Penangkapan itu berdasarkan Surat Perintah Penyelidikan No : Sprin.Lidik-98/01/10/2020.
Surat perintah lidik atau penyelidikan keluar setelah pihak penyidik menemukan informasi dan bukti kuat keterlibatan sorang dalam pelanggaran hukum.
Di RM Nelayan tim KPK telah mengamankan
1. Agung Sucipto ( Kontraktor, 64 Thn);
2. Nuryadi ( Sopir pak Agung, 36 Thn);
3. Samsul Bahri ( Adc Gubernur Prov. Sulsel, Polri, 48 Thn);
4. Edy Rahmat (Sekdis PU Provinsi Sulawesi Selatan);
5. Irfandi ( Sopir Edy Rahmat);
Sebelum dibawa ke bandara, Tim KPKmembawa Prof Dr Ir HM Nurdin Abdullah, M. Agr dan lima orang lain langsung ke KLINIK TRANSIT di Jl Poros Makassar untuk dilakukan pemeriksaan Swab antigen.
Syarat untuk terbang harus memliki sueat keterangan bebas gejala Covid-19.
Tim KPK dan Rombongan di kawal oleh 4 personel Detasemen Gegana Brimob Polda Sulsel antara lain : Iptu Cahyadi; Bripka. Laode Budi; Briptu. Sardi Ahmad; dan Bripda. M. Syaharuddin.
Kemudian pada pukul 05.44 Wita rombongan selesai melaksanakan pemeriksaan Swab antigen dan menuju Bandara Sultan Hasanudin untuk berangkat ke Jakarta menggunakan Pesawat Garuda GA 617 yang kemudian Tim Dan Rombongan Memasuki Gate 2 untuk keberangkatan ke Jakarta pada pukul 07.00Wita.(*)
• Ketua PDIP: Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Pemimpin Merakyat Muslim yang Saleh
• Sosok Veronica Moniaga Presenter Cantik TV Sekarang Jadi Jubir Nurdin Abdullah, Bantah Ditangkap KPK