Krisis Air Bersih

Imbas Air PDAM Tak Ngalir, Air Galon pun Langka di Desa Manurung Lutim

Penulis: Ivan Ismar
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas PDAM Luwu Timur memasang sambungan pipa air minum di Desa Ussu, Kecamatan Malili.

"Pekerjaan pemeliharaan itu sampai hari ini belum kelar," katanya.

Selain itu, sumber air dari Sungai Cerekang menggunakan sistem pompanisasi yang mengandalkan tenaga surya.

"Kami mengandalkan tenaga surya, kondisi slalu mendung sehingga tidak maksimal," tuturnya.

Sumber air dari Desa Atue dan Sungai Cerekang inilah yang digunakan PDAM untuk menyuplai kebutuhan air pelanggan di Desa Atue, Manurung, Lakawali dan Lakawali Pantai.

Berdasarkan data Badan Pusat Statisitik (BPS) 2020, jumlah penduduk di Desa Manurung 4.035 jiwa dan memiliki 1.142 kartu keluarga (KK). Luas wilayah Manurung 5.77 kilometer persegi.

Syaiful menambahkan, pihaknya juga belum tahu pasti kapan air di wilayah Manurung bisa kembali mengalir.

Ia menunggu kabar dari rekanan yang melakukan pekerjaan tersebut. "Tergantung pekerjaan dari rekanan PU," katanya.

Diberitakan sebelumnya, kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Luwu Timur dikeluhkan warga Desa Manurung, Kecamatan Malili, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Keluhan disebabkan, sudah lebih sepekan terakhir distribusi air tidak mengalir ke rumah-rumah pelanggan di Desa Manurung.

"Kami di Desa Manurung sudah lebih sepekan ini air PDAM tak mengalir," kata warga Dusun Cerekang, Breck (38), Senin (30/11/2020).

Kondisi ini berdampak pada terganggunya kebutuhan warga perihal air bersih.

"Untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci kita memanfaatkan air galon yang dibeli di warung-warung" kesalnya

Pelanggan berharap PDAM tak menyusahkan masyarakat ditambah lagi dalam kondisi pandemi seperti saat ini.

"Harusnya pihak PDAM memberikan solusi, seperti membagikan air dengan mobil tangki kepada pelanggan yang terdampak" tambahnya.(*)

Laporan Wartawan TribunLutim.com, vanbo19

Berita Terkini