ILC TV One Tadi malam

Serunya ILC TV One Tadi Malam, Indra Permalukan Menteri Nadiem, Bohong Soal Program Baru?

Editor: Rasni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Indra dan Nadiem Makarim

TRIBUN-TIMUR.COM - Sungguh seru acara Talkshow ILC TV One tadi malam, Selasa (28/7/2020).

Acara yang dipanduk Karni Ilyas mengangkat tema ' Hibah Buat Konglomera' sehubungan dengan Kemendikbud.

Menteri Jokowi Mendikbud, Nadiem Makarim sampai disindir habis masyarakat. Termasuk pemerhati pendidikan Indra Charismidiaji ' mempermalukan' mas menteri.

Dia mengungkap yang selama ini sistem dan program pendidikan diklaim sebagai inovasi merupakan program yang disadur atau daur ulang.

Profil Model Majalah Dewasa Vitalia Sesha, Rincian Kasus dari Narkoba Hingga Daging Impor

VIDEO: Pasangan Suami Istri Tega Buang Bayi di Sungai, Ternyata Hasil Diperkosa Majikan di Malaysia

Cek kisahnya:

Beragam protes berdatangan menyudutkan mantan bos Gojek itu.

Menurut dia soal pemikiran Menteri Nadiem yang disebut out of the box, tidaklah benar.

Dia membenarkan pernyataan Karni Ilyas sebelumnya.

"Seperti yang bang Karni bilang, ini bukan program out of the box pak," kata Indra.

Dia membongkar bahwa klaim program inovasi pendidikan hanya isapan jempol semata

"Semua program-program yang ada sekarang adalah program daur ulang. Miliknya sebuah perusahaan swasta,"

"Jadi tahun lalu ada perusahaan swasta pemiliknya merk merdeka belajar sudah punya yang namanya KOP (Komunitas Organisasi Pendidikan) yang konsepnya sama,"

"Jadi sebenarnya semua program yang aad itu daur ulang. Bukan program yang baru," jelasnya lagi

VIDEO: Spanduk Rizieq Shihab Tak Mempan Dibakar, Api Menyala Lalu Mendadak Padam

VIDEO: Kini Harga Emas Antam Tembus 1 Juta Per Gram

VIDEO: Fakta Sebenarnya Video Biawak Berpelukan yang Viral di Media Sosial

Dia kemudian membahas tentang pendidikan Indonesia kini masuk dalam ranah mengkhawatirkan.

"Kita dalam kondisi yang sangat parah," katanya lagi.

Lebih parahnya lagi, konsultan Kemendikbud menganggap bahwa program pendidikannya sudah paling baik padahal setelah diukur justeru paling buruk

Cek Video lengkapnya di sini:

(RASNIGANI/TRIBUNTIMUR)

Menteri Minta Maaf ke NU, Muhammadiyah, dan PGRI

Sempat jadi trending dan menjadi sorotan besar-besaran, akhirnya Menter Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim minta maaf.

Dia pun berharap agar organisasi penggerak seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI) yang selama ini sudah menjadi mitra strategis pemerintah dan berjasa besar di dunia pendidikan, dapat kembali bergabung dalam Program Organisasi Penggerak (POP).

"Dengan penuh rendah hati, saya memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang timbul dan berharap agar ketiga organisasi besar ini bersedia terus memberikan bimbingan dalam proses pelaksanaan program, yang kami sadari betul masih jauh dari sempurna," ujar Mendikbud seperti dilansir dari laman Kemendikbud, Selasa (28/7/2020).

Melalui keterangan tertulis yang sama, dia juga menyatakan bahwa Putera Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation dipastikan menggunakan skema pembiayaan mandiri untuk mendukung POP.

Sehingga, kedua yayasan yang selama ini bergerak di bidang pendidikan tersebut tidak memakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam menjalankan programnya.

"Berdasarkan masukan berbagai pihak, kami menyarankan Putera Sampoerna Foundation juga dapat menggunakan pembiayaan mandiri tanpa dana APBN dalam Program Organisasi Penggerak dan mereka menyambut baik saran tersebut,” kata Nadiem di Jakarta, Senin (27/7).

Dengan demikian, lanjut dia, diharapkan akan menjawab kecemasan masyarakat mengenai potensi konflik kepentingan, dan isu kelayakan hibah yang sekarang dapat dialihkan kepada organisasi yang lebih membutuhkan.

Sementara itu, organisasi yang menanggung biaya pelaksanaan program secara mandiri nantinya tidak wajib mematuhi semua persyaratan pelaporan keuangan yang sama yang diperlukan untuk Bantuan Pemerintah dan tetap diakui sebagai partisipan POP.

Divonis Bersalah, Terdakwa Korupsi Stadion Mini Bulukumba Rugikan Negara Lebih dari Rp 800 Juta

Namun, Kemendikbud tetap akan meminta laporan pengukuran keberhasilan program dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Instrumen pengukuran yang digunakan antara lain Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter untuk SD dan SMP atau Instrumen capaian pertumbuhan dan perkembangan anak untuk PAUD.

“Sekali lagi, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan perhatian besar terhadap program ini. Kami yakin penguatan gotong-royong membangun pendidikan ini dapat mempercepat reformasi pendidikan nasional yang diharapkan kita semua," pungkas Nadiem. (kompas)

Berita Terkini