"Kalau enggak, bisa mampus nih Garuda," ucap Arya.
Setelah debat yang cukup panas, Adian kemudian mempermasalahkan hal lain, yakni terkait langkah Erick Thohir yang baru-baru ini mengangkat sejumlah milenial memimpin BUMN.
Ia mempermasalahkan pernyataan seorang petinggi di Kementerian BUMN yang menyebut langkah mengangkat milenial itu sebagai eksperimen.
Ia menilai pernyataan itu tidak etis.
"Situasi negara lagi sulit.
Enggak boleh dong ada uang besar ditaruh di situ," kata Adian.
• Polwan Terjebak di Toilet Kamar Hotel Bandar Narkoba, yang Saya Tangkap Bukan Orang Biasa
• Jokowi Mulai Risih Kelakuan Instansi Kapolri Idham Azis,Berpesan ke Mahfud MD Jangan Terlalu Sensi
Menjawab hal itu, Arya pun menegaskan bahwa milenial yang dipilih Erick Thohir memang mempunyai pengalaman di bidangnya dan mampu melakukan terobosan.
Ia mencontohkan Fajrin Rasyid yang diangkat sebagai Direktur PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
Menurut dia, kehadiran Rasyid di perusahaan telekomunikasi pelat merah itu diperlukan untuk membawa terobosan.
Sebab, Erick Thohir menilai Telkom tak membuat banyak terobosan selama beberapa tahun terakhir.
"Kalau mentok di situ terus kita harus coba sesuatu yang baru, tapi yang kita ambil punya pengalaman," ucap Arya.
Kendati demikian, Adian tetap mempermasalahkan kata-kata petinggi BUMN yang menyebut para milenial itu dihadirkan sebagai eksperimen.
Arya pun mengakui bahwa kata-kata petinggi BUMN itu terlalu ekstrem.
"Mungkin kata-katanya terlalu ekstrem," kata Arya.
Namun, Adian tetap tidak terima dengan pernyataan Arya.