Namun, dalam daftar akun yang terkumpul di database berjenis PostgreSQL itu, disinyalir tidak disertakan dengan kode spesifik atau biasa disebut "salt".
Rangkaian kode salt ini berguna untuk melindungi kata sandi pengguna dengan algoritma. Dengan demikian, diperlukan waktu bagi peretas untuk menebak serta membobol akun pengguna.
2. Tokopedia benarkan adanya upaya pencurian
Pihak Tokopedia pun mengakui bahwa ada upaya peretasan data milik pengguna.
"Berkaitan dengan isu yang beredar, kami menemukan adanya upaya pencurian data terhadap pengguna Tokopedia," kata VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak.
Meski membenarkan adanya upaya pencurian data, Tokopedia mengklaim bahwa informasi milik pengguna tetap aman dan terlindungi.
Nuraini mengatakan, password milik pengguna telah terlindungi dan dienkripsi.
Selain itu, Tokopedia mengklaim telah menerapkan sistem kode OTP (one-time password) yang hanya bisa diakses secara real time oleh pemilik akun.
Meskipun begitu, Nuraini mengimbau agar pengguna tetap mengganti password akun secara berkala agar tetap aman.
Tokopedia mengaku sedang menindak lanjuti masalah ini.
"Saat ini, kami terus melakukan investigasi," jelas Nuraini dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Sabtu (2/5/2020) malam.
3. Ovo pastikan aman
Head of Public Relation OVO, Sinta Setyaningsih memastikan bahwa layanan pembayaran aman, dan data perusahaan serta pengguna OVO terlindungi dengan baik.
"OVO dan data-data perusahaan terlindungi dengan baik, termasuk data pengguna serta merchant," ujar Sinta saat dihubungi Kompas.com pada Minggu (3/5/2020).
Ia menjelaskan, OVO telah menerapkan sistem keamanan berlapis untuk melindungi data pengguna dari serangan siber.