Wanita Tewas Tergantung di Tamalanrea

Begini Sosok Putu di Mata Sahabatnya, Mahasiswi STIMIK Dipanegara yang Gantung Diri di Tamalanrea

Penulis: Rudi Salam
Editor: Imam Wahyudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Putu Purnami Yanti (tengah) bersama dengan kedua temannya, Ni Luh Lestari (kiri) dan Ayu (kanan).

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Putu Purnami Yanti, ditemukan tewas tergantung di kamar kos Pondok Putri Mulia Indah, Jl Perintis Kemerdekaan 7, Kelurahan Tamalanrea Indah, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Selasa (28/4/2020).

Korban merupakan mahasiswi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Dipanegara.

Ia lahir di Desa Kertoraharja, Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, 20 Januari 2000.

Mayat Putu ditemukan oleh seorang teman kampusnya, Ni Luh Lestari bersama dengan ibu kost, Ratna.

Di kamar kostnya ditemukan sepucuk surat.

Surat tersebut ditulis tangan oleh Putu. Berikut isi suratnya.

Om Swastyastu ...

Saya atas nama "Putu Purnami Yanti" dengan ini saya membuat surat ini untuk mewakili isi hati saya yang terakhir kalinya ini. Saya meminta maaf sebelumnya kepada kedua orang tua saya bapak, mama. Saya minta maaf atas kesalahan yang pernah saya perbuat sebelumnya yang membuat kecewa, atau sebagainya saya minta minta maaf karena belum bisa membahagiakan bapak, mama.

Dan saya mohon bapak, mama, nenek dan adik-adik Kaka ini keluarga ku semuanya untuk jangan bersedih atas kepergian Ki ini. Dan saya sudah melakukan hal yang tdk sepantasnya dilakukan yaitu dgn cara bunuh diri. Jadi, bantulah saya pergi dan ikhlaskan lah dan sekali lg saya minta maaf krn belum bisa menjadi yg terbaik dan membahagiakan kalian semua. Dan saya lakukan ini (bunuh diri) bukan atas kesalahan siapa" tetapi ini hanya dr niat ku untuk mengakhiri hidup ku hanya mampu menjalani nya sampai di semester 4 ini. Dan saya jg tdk lupa untuk berterima kasih kepada kedua orang tua ku yg sudah menjaga dan merawat saya hingga pd saat ini sudah membiayai ku kuliah dan saya jg belum membalas semua itu. Jadi sekali lagi, tolong jng salahkan siapa pun itu atas kepergian saya ini... Dan saya pamit untuk pergi selamanya di dunia ini.

Dan untuk temanku “Ayu”, “Tari”, saya minta maaf juga kepada kalian kalau ada salahku selama ini bersama kalian. Dan saya juga tak lupa untuk berterima kasih kepada kalian ayu, tari, karena sudah banyak membantuku disaat saya kesusahan. Dan saya juga bersyukur sekali ketemu kalian dikampus, karena kalian baik sekali kepada saya. Maafkan saya ayu, tari belum bisa membalas kebaikan yang pernah kalian lakukan kepada saya. Terima kasih ayu, tari atas kebersamaan yang kita lakukan selama 4 semester ini baik itu suka duka, senang kita lalui bersama. Hal yang takkan kulupakan ketika kita saat bersama, baik itu tidur bareng, berbagi cerita, kerja tugas bareng, dan kemana’ kita selalu bareng-bareng nda pernah pisah ...... thanks ya Ayu, Tari, semoga kalian cepat wisuda....

Dan terakhir pesanku kepada pacar saya “Dewa Ari” saya minta maaf atas kesalahan yang pernah saya perbuat kepada kamu itu sering membuatmu kecewa, marah, kesal, dan sebagainya saya mohon maaf. Dan saya nitip pesan sama kamu tolong lupakanlah aku, ikhlaskanlah atas kepergian ku ini, saya minta sama kamu jadilah laki-laki yang baik, setia, dan bertanggung jawab itu permintaanku. Makasih juga kamu sudah menemaniku selama 22 bulan.

Dihubungi tribun-timur.com, Rabu (29/4/2020), teman Putu, Ni Luh Lestari mengungkapkan rasa kehilangan sahabatnya itu.

Di mata Ni Luh Lestari, Putu adalah orang yang baik, polos dan pendiam.

"Kalau dari saya Putu itu orangnya baik sekali, polos, pendiam," katanya.

Dirinya kenal Putu sejak masuk kuliah.

Menurutnya, Putu orang yang sangat pendiam.

"Dia itu orangnya pendiam sekali. Kalau ada masalahnya dia pendam," ungkapnya.

Dirinya juga mengatakan bahwa mereka sering kerja tugas bersama.

Berita Terkini