Opini

Ramadhan di Persimpangan Konsumerisme dan Empati

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ute Nurul Akbar

Oleh sebab itu, Islam pun menegaskan kepedulian sosial ini dengan kewajiban mengeluarkan zakat fitrah di akhir Ramadhan.

Melalui dua dimensi itulah puasa bertujuan membentuk pribadi-pribadi yang bertakwa.

Takwa adalah derajat paling tinggi di sisi Allah SWT dan mustahil dicapai melalui pemenuhan nafsu pribadi yang bersifat material dan simbolik.

Sebab ketakwaan seseorang tidak dinilai dari simbol-simbol artifisial yang menempel di tubuh.

Lewat berpuasa, Allah sesungguhnya ingin melihat hamba-Nya membebaskan diri dari pemenuhan aneka kebutuhan simbolik yang berlebihan, termasuk membebaskan diri dari belenggu konsumerisme.

Sebuah sikap yang dibenci oleh Allah.

Ramadhan sebentar lagi.

Semoga kita bisa menyambutnya dengan penuh semangat dan menjadikannya sebagai momentum kebangkitan keagamaan yang tidak berhenti pada level simbolik semata.

Seharusnya momentum ini merekatkan kita untuk bersama meresapi esensi dari Surah Al-Maun, yang mengajak kita untuk lebih mengasah kepedulian sosial kita ketimbang tenggelam pada sikap individualis dan egosentris.

Aamiin.

Selamat menyambut Ramadhan.(*)

Berita Terkini