Ada juga ustaz yang meminjam Rp 15 ribu hanya untuk membeli lauk makan keluarga di rumah.
• PSBB Segera Diterapkan di Makassar, Ini Pesan Dosen FKM UMI
Bahkan, ada ustaz yang menjual dan menggadaikan barang barang berharga yang selama ini mereka banggakan.
Mereka secara diam-diam berupaya untuk memenuhi kebutuhan makan sehari hari keluarganya, tanpa mengundang kegaduhan.
Masya Allah. Mereka pantang meminta-minta.
Mereka lebih memilih jalan berhutang, jual dan gadai barang berharga miliknya, sambil berharap agar setelah ujian ini usai, insya Allah bisa mereka kembalikan.
Entah apakah mereka terdata oleh pemerintah sebagai pihak yang berhak untuk disantuni akibat PSBB.
Yang jelas mereka takkan ngotot ke kantor ke RT/RW atau kelurahan untuk mendaftarkan diri secara aktif sambil buat ‘gaduh’ untuk mendapatkan perhatian, sehingga dapat bantuan sembako dari pemerintah.
Selama ini, mereka sesungguhnya telah berjasa kepada negara dan bangsa ini karena telah secara sungguh-sungguh dengan tulus memperkuat dimensi mental spritual kita sebagai bangsa yang religius di sektor informal.
Sebuah dimensi kehidupan yang sesungguhnya amat vital strategis, tetapi kerap diabaikan oleh negara/pemerintahan.
• Update Corona di Sulsel Hari Ini, Pasien Sembuh: 26 di Makassar, 10 di Gowa, Ini Rinciannya
Secara sosial politik untuk ancaman kerawanan sosial, mereka para ustaz guru ngaji tersebut, jika diabaikan tanpa perhatian dari pemerintah, bukanlah sebuah ancaman yang bisa memicu kerusuhan.
Mereka bukanlah kelompok yang mudah diorganisir lalu diprovokasi untuk kepentingan politik transaksional atau oposan.
Mereka bukan sumber kegaduhan sosial politik jika situasi negara dalam keadaan krisis yang kritis.
Mereka selama ini telah membaktikan tenaga dan pikiran serta waktunya untuk negara.
Mereka selalu hadir untuk negaranya.
Tetapi ketika posisi dan peran fungsi mereka harus off karena situasi wabah Corona seperti saat ini.