Ia melanjutkan, memasuki tahun 1998 warung kopi yang dikelola bapaknya mulai ramai sampai saat ini.
Banyaknya pelanggan saat ini, tak terlepas adanya informasi dari mulut ke mulut dari pelanggannya, sehingga Warkop Dottoro sudah dikenal sampai ke beberapa daerah di Sulsel ini.
Tahun 2005 lalu, rumah toko (ruko) yang ada saat ini mulai ditempati.
"Bapak beli dari orang China Rp 500 juta saat itu," kata Nurdin.
Sedangkan warkop yang ada di lorong, dia serahkan pengelolaannya kepada ponakannya.
Sekarang jumlah Warkop Dottoro milik Daeng Naba ada 15 di Makassar.
"Ada juga di Gowa, Maros, Palopo, Luwu, Kendari dan paling jauh Gorontalo. Dulu ada di Jakarta daerah Thamrin. Namun karena lokasinya kurang pas kami tutup," kata Accang sapaan Nurdin.
Sebagian besar Warkop Dottoro dikelola oleh anak dan keluarga Dg Naba.
"Jumlah karyawan sekitar 30 orang. Tidak semua milik kami, ada juga yang kerja sama brand. Nama Warkop Dottoro silakan, namun kopinya dari kami," ujar Accank.