Tolak 'Lubang Tikus' Baru di Pagar SD Rappokalling, Warga: Tolong Pak Wali, Kami Sangat Terganggu

Penulis: Saldy Irawan
Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tukang menjebol dinding sekitar 1×2 meter untuk pintu baru di pagar SD Inpres I Rappokalling dan SD 67 Rappokalling melalui Lr Kami, Jl Rappokalling Raya, Kecamatan Tallo, Makassar, pekan lalu. Aktivitas ini mendapat penolakan warga sekitar.

TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Warga menolak pembukaan 'lubang tikus' baru melalui pagar belakang Kompleks Sekolah Dasar (SD) Rappokalling, Lorong Kami, Kelurahan Rappokalling, Kecamatan Tallo, Makassar.

Berbeda dari sekolah kebanyakan, kompleks SD tersebut selama ini memiliki dua akses pintu masuk.

Dari gerbang utama depan melalui poros utama Jl Rappokalling Raya dan pintu kecil berukuran 1x2 meter di pagar belakang SDN Inpres Rappokalling I melalui pemukiman warga di Lr Kami.

Pihak sekolah berencana menutup pintu kecil lama itu dan membuka pintu baru melalui pagar belakang SDN Inp Rappokalling I, dan SDN 67 Rappokalling yang berada persis di depan rumah sejumlah warga yang kini ikut menolak.

BREAKING NEWS: Kelompok OTK Serang Kampus UMI Makassar?

Anggota DPRD Makassar Ray Suryadi Setuju IMB Dihapus, Simak Penjelasannya

"Keberadaan pintu kecil lama saja sudah mengganggu. Akses keluar masuk warga terhambat aktivitas PKL (pedagang kaki lima) dan parkir.

Belum lagi masalah lain yang sudah menimbulkan konflik warga," kata Rasyidin yang memiliki rumah persis di depan bukaan pintu baru tersebut, Senin (18/11/2019).

Keberadaan 'lubang tikus' tersebut juga membuat murid kerap berkeliaran di luar sekolah justru pada jam-jam sekolah.

Dia berharap petinggi Disdik Makassar bahkan Wali Kota Makassar Muh Iqbal Suhaeb, bisa turun tangan membantu menyelesaikan polemik tersebut.

"Kami sangat terganggu. Tolong Pak Wali bantu kami menyelesaikan persoalan yang justru bukan kami yang buat. Ini sama saja menghukum penjahat tapi orang tak bersalah yang justru divonis," ujarnya.

Tanpa Izin RT

Keberatan serupa bahkan disampaikan Ketua RT 009 Andi Iwan. "Warga keberatan. Apalagi mereka (sekolah) menggelar rapat dengan perwakilan warga yang justru tidak terdampak dengan pembuatan pintu baru tersebut," jelasnya.

Pembuatan pagar baru itu berawal dari rencana sekolah menutup permanen pintu kecil lama di pagar belakang SDN Inpres.

Informasi yang dihimpun Tribun menyebutkan, pihak sekolah ingin akses murid melalui satu pintu melalui gerbang utama karena menganggap pintu kecil itu mengganggu aktivitas sekolah dan murid.

Selain memudahkan pengawasan murid, sekolah mau membangun WC di balik pintu lama tersebut.

Di sisi lain beberapa warga juga selama ini ikut terganggu dengan aktivitas pintu lama tersebut gegara PKL, parkir, dan lainnya.

Halaman
12

Berita Terkini