"Pendidikan kemandirian, kerjasama dan saling bantu di kalangan santri juga tertanamkan oleh para kiyai lantaran jauh dari keluarga.
Sehingga terbiasa hidup mandiri dan memupuk solidaritas dan gotong royong sesama para pejuang ilmu,"pungkasnya.
Gerakan kesenian komunitas seperti kesenian dan sastra juga tumbuh subur di pesantren.
Karena itu juga berpengaruh pada perilaku santri sebab dapat mengekspresikan perilaku dengan mengedepankan pesan-pesan keindahan, harmoni dan kedamaian.
"Merawat khasanah kearifan lokal, relasi agama dan tradisi begitu kental di kalangan masyarakat Indonesia. Pesantren menjadi ruang yang kondusif untuk menjaga lokalitas di tengah arus zaman yang semakin pragmatis dan materialis,"katanya.
"Prinsip maslahat atau kepentingan masyarakat banyak merupakan pegangan yang sudah tidak bisa lepas dari kalangan pesantren.
Tidak ada ceritanya orang-orang pesantren meresahkan masyarakat justru mereka yang membina masyarakat baik moral maupun intelektual,"sambungnya.
Dikatakan, para santri patut bersyukur karena dalam peringatan hari santri 2019 terasa istimewa dengan hadirnya Undang-undang Nomor 18 tahun tentang pesantren.
Yang memastikan pesantren tidak hanya mengembangkan fungsi pendidikan tapi juga fungsi dakwah dan pemberdayaan masyarakat.
"Dengan UU ini negara hadir memberikan legitimasi dan fasilitasi kepada pesantren untuk tetap menjaga kemandiriannya. Dengan UU ini pula tamatan pesantren memiliki hak yang sama dengan tamatan lembaga pendidikan lainnya.
Olehnya saya ucapkan selamat Hari Santri 2019. Santri Indonesia untuk perdamaian dunia,"ucapnya. (tribun-timur.com)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @nurhadi5420
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: