TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - Wakil Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, yang juga pendiri sekaligus pembina pejuang subuh Luwu timur, kembali mengapresiasi santri-santri berprestasi.
"Selama ini hadiah pejuang subuh yang aktif dalam kegiatan subuh berjamaah diberikan apresiasi berupa sepeda dan telepon seluler," kata Ibas, sapaan akrab wakil bupati.
Baca: Terjawab Rasa Penasaran Warganet, Rina Nose Resmi Istri Josscy, Gelar Pernikahan dengan Cara Ini
Bentuk apresiasi ini sebagai penghargaan tertinggi kami atas keinginan besar adik-adik kita untuk lebih tekun dalam beribadah.
Dasarnya bukan hanya sekedar datang ke mesjid akan tetapi rutinitas datang ke mesjid bisa menjadi kebiasaan adik adik kita.
Baca: Dinsos Luwu Timur Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran Pasar Malili
“Momentum Hari Santri Nasional ini saya ingin lebih memotivasi adik adik kita untuk lebih giat datang ke mesjid,dan melaksanakan kegiatan kegiatan positif," tandas Ketua DPD Partai Nasdem Luwu Timur ini.
Ditambahkan pula apresiasi berupa sepeda dan handphone tetap berjalan, akan tetapi kedepan level apresiasi terhadap adik-adik kita akan di naikkan, pejuang subuh dan santri-santri berprestasi akan kita naikkan level hadiahnya, " jelas Ibas melalui rilisnya ke tribun-timur.com, Selasa (22/10/19).
Baca: Syahrul Yasin Limpo Calon Menteri, Ganti Susi Pudjiastuti Andi Amran Sulaiman? Tak Lewat Surya Paloh
Lebih lanjut orang nomor dua di Luwu Timur ini menambahkan bahwa akan ada apresiasi yang paling tinggi yaitu hadiah umrah kepada adik adik santri yang berprestasi dan betul-betul tekun dalam beribah.
Ribuan Warga Peringati Hari Santri Nasional di Bone
Ribuan warga kabupaten Bone berkumpul di Lapangan Merdeka, Jl Petta Ponggawae, Kecamatan Tanete Riattang, Kota Watampone, Selasa (22/10/2019).
Mereka berasal dari santri 27 kecamatan se kabupaten Bone memperingati Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2019.
Peringatan Hari Santri 2019 mengusung tema “Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia”.
Baca: Syahrul Yasin Limpo Calon Menteri, Ganti Susi Pudjiastuti Andi Amran Sulaiman? Tak Lewat Surya Paloh
Bupati Bone, Dr A Fahsar M Padjalangi menuturkan santri menjadi garda terdepan dalam menangkal ajaran radikalisme sejak dini.
“Santri yang menimba ilmu di Pesantren merupakan tempat menyemai ajaran Islam rahmatanlilalamin, Islam ramah dan moderat dalam beragama,” kata A Fahsar Mahdin Padjalangi dalam rilisnya kepada tribunbone.com.
Lanjutnya, penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri merajuk pada tercetusnya resolusi jihad yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Baca: VIDEO: Suasana Pemberian Ganti Rugi Proyek Rel Kereta Api di Maros
Resolusi jihad ini kemudian melahirkan peristiwa heroik, sejak 10 November 1945 yang diperingati sebagai hari Pahlawan.
“Perayaan Hari Santri harus disemarakkan dengan lebih meriah sebagai bentuk apresiasi kepada para santri,” tambah Fahsar.
Baca: Dua Guru di Luwu Naik Pangkat Jadi Camat
Peringatan HSN ini dirangkaikan dengan pertunjukan atraksi heroik dari santri Ponpes Darul Huffadh serta pelepasan pawai santri.
Hadir Ketua DPRD Bone Irwandi Burhan, Kasrem 141/Tp Letkol Inf Bobby Triyantho, Kapolres Bone AKBP Muhammad Kadarislam Kasim, Ketua MUI Prof Amir, dan Kepala Kemenag Bone Wahyuddin Hakim.
Baca: Pagar Mattoanging Digemboki, PSM Vs Madura Dipastikan Terganggu
Hari Santri Nasional, Ketua PWNU Sulbar Bilang Begini
Santri merupakan salah satu pemilik aset Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Demikian disampaikan Ketua PWNU Sulbar, Adnan Nota saat peringatan Hari Santri Nasional 2019 di Pendopo Rujab Bupati Majene, Selasa (22/10/2019).
Adnan Nota mengatakan, santri memiliki andil besar di negara ini. Hal itu terbukti melalui perjuangan santri melawan penjajah.
Dijelaskan, salah satu bukti perjuangan santri yakni saat dikeluarkannya resolusi jihad di Surabaya, 22 Oktober 1945 silam.
Resolusi jihad itu dikeluarkan oleh para kiyai yang dipimpin pendiri sekaligus Rais Akbar Nahdatul Ulama (NU) Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari.
"Umat Islam (saat itu) wajib hukumnya membela negaranya. Surabaya turun, secara bersama sampai di Sulawesi," jelas Adnan Nota.
Momentum tersebut yang kini diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Itu sebagai wujud penghargaan negara atas andil santri di republik ini.
Kepala Kemenag Majene ini menegaskan, santri itu memiliki karakter. Mereka memegang satu prinsip yang tertuang dalam Al-Qur'an.
Yakni, orang mukmin itu satu, maka damaikanlah dan berkasih-sayanglah diantara saudaramu. Serta bertakwa pada Allah demi meraih rahmat-Nya.
"Makanya kalau ada saudara kita yang menjelek-jelekkan yang lain, saya ingin pastikan itu bukan santri dan itu bukan karakter kaum Muslimin," tegasnya.
Peringatan Hari Santri Nasional di Majene berlangsung sangat semarak. Ribuan santri dan siswa madrasah se Majene berkumpul dan pawai dari Kantor Kemenag menuju pendopo Rujab Bupati Majene.
Agenda itu dilanjutkan zikir dan doa bersama untuk kedamaian NKRI. (Tribun Majene.com)
Laporan Wartawan Tribun Timur, @edyatmajawi
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: