Bagi alumnus IPB ini listrik bukan tujuan utamanya, tetapi bagaimana membangun potensi desa supaya mereka berdaya secara ekonomi dan lainnya.
Dengan begitu, mereka bisa mengenali peradabannya dan membangun peradabannya.
Bahkan, tak sedikit orang yang menawarinya untuk masuk partai politik dalam negeri.
Namun, ia dengan tegas menolak tawara itu karena di Indonesia belum pernah ada anggota dewan yang dipuji oleh rakyat.
Kini, di luar negeri, aktivitasnya semakin luas. Filipina menjadi satu negara yang memasuki tahap implementasi pengembangan listrik mikrohidro, sedangkan Rwanda dan Kenya masih dalam tahap pelatihan.
Sekarang, ia banyak mendapat pembiayaan dari pihak dalam maupun luar negeri.
Sejarah pembangunan
Tri pertama kali membangun pada tahun 1997 Dusun Palanggaran dan Cicemet, enklave di Gunung Halimun, Sukabumi, Jawa Barat, yang mereka terangi dengan listrik tahun 1997.
Untuk mencapai tempat itu harus berjalan kaki sembilan jam atau naik motor yang rodanya diberi rantai sebab jalan setapaknya licin.
“Uang dari listrik dipakai membangun jalan berbatu yang bisa dilalui kendaraan beroda empat. Ini membuka peluang membantu 10 dusun lain,” kata Puni yang banyak membantu adalah kedutaan Jepang.
Ia sama sekali tidak mendapat bantuan dari manapun. Awalnya masyarakat masih susah dimintai iuran.
Namun setelah enam bulan berlalu, Puni kembali lagi ke Dusun Palanggaran.
Hal tak disangka pun terjadi. Di desa tersebut sudah memiliki kas sebesar Rp 23 juta.
Uang dari listrik dipakai membangun jalan berbatu yang bisa dilalui kendaraan kendaraan beroda empat. Ini membuka peluang membantu 10 dusun lain.
Data Diri:
Nama: Tri Mumpuni
Instagram: @tri_mumpuni
Lahir: 6 Agustus 1964
Tempat Lahir: Semarang, Jawa Tengah
Kebangsaan: Indonesia
Nama lain: Puni
Pekerjaan: direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan, pemberdaya listrik
Dikenal atas: Mendapat Ashden Awards 2012
Suami: Iskandar Budisaroso Kuntoadji
Anak: Ayu Larasati
Asri Saraswati
Orang tua: Wiyatno (alm.) dan Gemiarsih
Pendidikan: Chiang Mai University (1993), Institut Pertanian Bogor (1990)
Prestasi:
- Ashden Award 2012 dan ia mendapat bantuan sebanyak £20.000 atau sekitar Rp300 juta
- Climate Hero 2005 dari World Wildlife Fund for Nature
- Penghargaan Ramon Magsaysay 2011, penghargaan ini ia dapat bersama Hasanain Junaini
Sosok Fajar Bustomi, Sukses dengan Film Dilan, Kini Sutradarai Film dari Novel Terlaris Mariposa
Sulli Eks f(x) Tak Sendiri, Ini 6 Idol KPop yang Tewas Tragis karena Bunuh Diri, Depresi Jadi Momok
VIDEO: Preview Pertandingan Pekan ke-23 Liga 1 Persija vs Semen Padang
Follow akun instagram Tribun Timur: