TRIBUN-WAJO.COM, SENGKANG - Air mata guru honorer SMAN 9 Wajo bercucuran di DPRD Wajo, Senin (7/10/2019). Mereka menceritakan kepiluan yang dideranya kepada legislator.
Salah satu honorer, Novel Tri Nuryana Harahap, sambil berurai air mata, dikisahkannya seteru sejumlah honorer di SMAN 9 Wajo dengan pihak Kepala Sekolah.
"Ini sejak awal tahun ajaran baru (2019), sempat dipertemukan oleh pihak Cabang Dinas (Disdik wilayah IV) tapi tidak ada kejelasan," katanya.
Baca: Bupati Enrekang Lantik 62 Pejabat, Berapa yang Dimutasi ?
Dirinya, bersama sejumlah guru honorer lainnya yang diberhentikan sepihak, hanya berharap bisa mengajar lagi.
Bersama sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa dan masyarakat peduli pendidikan, Novel dan lainnya membawa enam poin tuntutan.
Pertama, menyuarakan aspirasi tentang aspirasi yang memihak kepada guru honorer. Kedua, menuntut kebijakan yang melindungi dan memanusiakan guru honorer.
Baca: Terbukti Produktif Selama Bersama Chelsea di Liga Inggris, Ini Profil Marcos Alonso
Ketiga, mengembalikan hak, harkat dan martabat guru honorer yang ada di SMAN 9 Wajo. Keempat, menuntut Kadisdik Provinsi untuk mengevaluasi Kepala Sekolah yang tidak kompoten terkhusus di SMAN 9 Wajo.
Kelima, mendesak DPRD Provinsi dan DPRD Wajo untuk menindaklanjuti laporan tentang aspirasi yang ada di SMAN 9 Wajo. Serta, keenam, meminta kepastian waktu terhadap seluruh tuntutan sebelumnya.
"Sudah berbulan-bulan kasus ini belum selesai, kami meminta keadilan," kata salah satu orator, Andi Hidayatullah.
Baca: BPJS Kesehatan: Kenaikan Iuran Jadi Solusi Agar Tidak Defisit Lagi, Peserta Capai 222 Juta Jiwa
Menurutnya, masalah ini seolah berlarut-larut dan tak kunjung terselesaikan.
"Ini adalah masalah besar di dunia pendidikan kita," katanya.
Selain silih berganti berorasi, mahasiswa dan guru honorer pun membawa spanduk bertuliskan "Stop Diskriminasi Guru Honorer", "Jangan Zholimi Honorer" dan "Honorer Bukan Budak Pendidikan".
Baca: Profil Indah Cahya Sari, Atlet Sulsel yang Turut Bawa Indonesia Juara di Rusia
Sementara, Kasi SMA Cabang Disdik Sulsel wilayah IV, Syamsiah yang menemui massa aksi pun memberikan sejumlah penjelasan.
"Bukannya kami tak merespon, surat aduan honorer SMAN 9 sudah kita respon dan sampaikan ke provinsi," katanya.
Anggota DPRD Wajo, Agustan Ranreng menyebutkan, proses penanganan polemik tersebut masih terus akan dibahas.