Si pria tinggi tersenyum menggandeng pasangannya mendekati. "Jack Ma, you like Jack Ma..!" kata pria itu kepadaku sambil menjabat tanganku.
Saya hanya tersenyum ngangguk. "You know Jack Ma?" kata pria itu lagi.
"Yes, Alibaba.. " kataku. "Yes, Alibaba..." kata si pria diiringi senyum manja pasangannya.
Beberapa menit kemudian, pasangan itu terlelap. Bahkan beberapa kali ngorok.
"Dia kira saya Jak Ma karena sama-sama kecil," kataku ke Jery.
Kami tertawa sambil bercanda pakai bahasa Makassar.
Kami menunggu hingga pukul 08.00 WS. Sekitar 15 menit kemudian, saya dan Jery sudah duduk 25-F dan 25-B melalui pintu zona 2.
Rombongan lain lewat zona 3. Tiga menit kemudian, Timboel datang. Ternyata dia duduk di samping saya.
Jery yang tempat duduknya diduduki orang India juga sepakat pindah dan duduk di pinggir, di samping kiri Timboel. Saya masih di tengah. Ada satu "penduduk" di samping kananku.
Qatar Airways tinggal landas pukul 08.50 WS. Kami mengangkasa di atas Sungai Dajlah dan Sungai Tigris dengan kecepatan rerata 950 km per jam.
Satu setengah jam mengangkasa, setelah melintasi kawasan Kuwait dan Baghdad, seraya menerawang Kirkuk dan Mosul, pramugari datang menawarkan makan siang, pukul 10.54 waktu Doha. Saya pilih Lamps, tanpa mempertimbangkan risikonya pada perutku.
Ternyata Lamps tetap berisi nasi, meski butirannya kelihatan lebih lancip. Ada daging dengan bumbu seperti kare kambing, apel, orange juz, cokelat, roti, raw'ah rasa stroberi, dan tentu saja mentega. Saya lahap semuanya.
Setelah terbanyak sekitar dua setengah jam, kami sudah melayang di bibir Laut Hitam dan Kota Samsung di tepi Black Sea. Moncong Qatar Airways sudah menatap Ankara dan Istanbul.
Di atas Laut Hitam, pesawat nyerong sedikit ke kanan searah jarum jam dengan Bucharest.
Setelah melintasi Deva dan Budapest, terus mengarah ke Berlin dan Amsterdam.
Setelah membelah Lautan Utara (North Sea), langsung mengangkasai Newcastle Upon Tyne hingga Glasgow dan Birmingham.