Hadiri Seminar Dies Natalis Politani Pangkep, DRPM Kemenristekdikti Ungkap Terima 24 Ribu Proposal
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Politeknik Pertanian Negeri Pangkep memperingati Dies Natalis ke 32, dengan gelar seminar nasional yang mengangkat tema “Sinergitas Quadruple Helix dalam hilirisasi hasil penelitian di era revolusi industry 4.0”.
Seminar nasional Politeknik Pertanian Negeri Pangkep atau akrab dikenal sebagai Politani Pangkep dilangsungkan di Hotel Four Point By Sheraton, Jl Andi Djemma, Kota Makassar, Rabu (11/9/2019).
Tampil sebagai keynote speaker Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) Kemenristekdikti Prof Dr Ocky Kama Radjasa MSc.
Baca: BJ Habibie yang Berjuluk Mr Crack, Temuan Diakui Dunia hingga Karya Terkini dalam Wujud Pesawat R80
Baca: Rully Habibie Ungkap Kenangan Tak Terlupakan Bersama Sosok Pamannya Alm. BJ Habibie
Lalu Guru Besar Universitas Brawijaya Prof Dr Ir Muh Sasmito Djati MS dan Dekan Sekolah Pascasarjana Unhas Prof Ir Jamaluddin Jompa MSc PhD.
Saat tampil membawakan presentasinya, Prof Ocky mengatakan pada tahun 2019 ini, tidak kurang pihaknya menerima 24 ribu proposal penelitian dari seluruh Indonesia.
Proposal ini akan diseleksi untuk kemudian masuk prioritas riset national (PRN).
Pada momen tersebut, Prof Ocky juga menjawab beberapa pertanyaan peserta penelitian yang tak lain dosen dan peneliti.
Seperti tentang honor tim peneliti utama yang tidak tersedia, karena disesuaikan Peraturan Menteri Keuangan (PMK).
“Tahun ini kami menerima 24 ribu proposal penelitian dari seluruh Indonesia dan akan kami seleksi untuk PRN.
Baca: Ini 53 Kata-kata Mutiara & Kutipan Bijak Milik BJ Habibie serta Tokoh-tokoh Dunia, Bisa Jadi Status
Baca: Kenangan Presiden Ketiga RI BJ Habibie di Sulsel, Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun di Parepare
Dan terkait tidak diizinkannya honor untuk peneliti karena adanya larangan dari Peraturan Menteri Keuangan (PMK),” ujarnya.
Pada momen itu, Ocky mengungkapkan untuk mengajukan revisi PMK tersebut agar honor tetap untuk tim peneliti nantinya bisa diberikan di setiap kegiatan penelitian dosen.
Ocky menceritakan jika PMK tersebut tak diberitahukan ke Kemenristekdikti oleh Kementerian keuangan.
Hingga akhirnya mengejutkan karena pelaku penelitian justru tidak dihonor.
“Dan saat ini kami mengajukan agar dilakukan pemutihan untuk tahun sebelumnya.
Karena lahirnya PMK itu melahirkan temuan dari BPK terkait rencana anggaran biaya (RAB).
Baca: Bursa Pemain - Coret Amevor Persela Rekrut Eks Bali United, Bruno Silva ke PSIS? Apa Main Lawan PSM?
Baca: Bursa Transfer - Pemain Arema FC Takafumi Akahoshi Kaget Ini? Dipecat PSIS Jafri Sastra Menuju PSMS
Lalu untuk penelitian tahunan, cukup revisi RAB terkait penelitian multiyears,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Ocky mengharapkan penelitian para dosen PTN atau PTS nantinya berbasis output, bukan kegiatan.
“Soal dana pengabdian pada masyarakat yang rendah, ini dana berasal dari Biaya Operational PTN atau BOPTN.
Proposal tahun 2018 mencapai 23 ribu dan yang dibiayai hanya sekitar 4 ribu saja,” jelasnya.
Prof Ocky berharap, “Mudah-mudahan dengan adanya kabinet baru dari Presiden Jokowi di periode kedua ini akan menjadikan penelitian lebih baik lagi,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Seminar Nasional Rahmayati HM SE MSi melaporkan bahwa kegiatan seminar nasional bukan hanya dari Politani.
Baca: Foto-foto BJ Habibie Saat Muda, Anak-anak, dan Menikah, Juga Quotes atau Kata-kata Beliau
Baca: Viral di Kalangan Gamers Mobile Legends dan PUBG, Kenali Aplikasi Lulubox dan Dampaknya
Setidaknya diikuti oleh 130 pemakalah yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia Timur.
“Kegiatan ini dikuti dari kalangan dosen, pranata laboratorium maupun mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia Timur
seperti Unhas, UMI, Universitas Gorontalo, Unsulbar, Stitek Balik Diwa, Umpar dan UIM,” ujarnya.
Ajang Publikasi Penelitian
Sementara itu Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdan pada Masyarakat (PPPM) Politani Pangkep Dr Ir Dahlia MP menjelaskan bahwa seminar nasional ini juga merupakan ajang publikasi hasil-hasil penelitian terbaru.
“Tidak kurang 60-an makalah yang masuk dan bakal diekspose dalam kegiatan ini setelah seminar.
Paling tidak akan dibagi dalam tiga sesi kelompok untuk mempresentasikan karya penelitiannya,” ujarnya.
Sedangkan Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep Dr Ir Darmawan MP mendapat kesempatan menyampaikan arahan dan membuka kegiatan seminar nasional.
“Politeknik Pertanian Negeri Pangkep yang tahun ini memasuki usia 32 tahun, kita harus siap menghadapi berbagai tantangan dalam era revolusi industry 4.0,” ujarnya.
Baca: Hadiri Forum IBT 2019 di Bali, Wakil Inkubator Bisnis Politani Pangkep Dapat Ilmu Hasilkan Start Up
Baca: Prodi Administrasi Bisnis Internasional Politani Pangkep, Raih Akreditasi Peringkat B dari BAN-PT
“Kita harus mampu melakukan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki dan kerja sama dengan berbagai sektor,
sebab ini menjadi modal kita untuk terus berusaha mengembangkan diri menuju perguruan tinggi kelas dunia,” tegasnya. (*)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Arif Fuddin Usman
Langganan berita pilihan
tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur