TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Warga dari sejumlah RW maupun RT di Kecamatan Tallo menemui Camat Tallo Andi Zainal Abidin Andi Takko, Senin (9/9/2019).
Mereka mendesak camat dan kepolisian menutup usaha Ekspedisi yang kian menjamur dan mempersempit jalan.
Penolakan warga terhadap usaha Ekspedisi sebenarnya bukan hal baru.
Sudah bertahun-tahun warga Utara Makassar itu menolak kehadiran usaha ekspedisi di lingkungannya.
Keberadaan usaha Ekspedisi itu dianggap meresahkan karena truk operasionalnya parkir di badan jalan dan berpotensi menyebabkan kecelakaan.
Baca: TRIBUNWIKI: Ada 26 Taman Kanak-kanak di Kecamatan Tallo Makassar, Ini 12 di Antaranya
Baca: Dicueki Pemerintah, Warga Tallo Ancam Tutup Paksa Usaha Ekspedisi
Baca: Diburu Parang saat Tertibkan Parkir Truk Ekspedisi, Petugas Trantib Tallo Ngadu ke DPRD
"Mesti ada gerakan dari pemerintah kecamatan. Minimal Satpol PP turun menindaklanjuti surat edaran yang telah diterbitkan," kata Ketua RW 04 Boy Ottoluwa.
Ketua RT 05 M Chasrul menilai pemerintah kecamatan tidak serius menanggapi keluhan warga.
"Kalau ditindaki pada saat tidak ada aktivitas itukan sia-sia. Tegur kalau perlu tutup usaha itu saat beraktivitas biar ada efek jerah," kata Chasrul.
Dia menyebut, keluhan warga yang telah bertahun-tahun tak mendapat tanggalan dari pemerintah dan kepolisian bagaikan bom waktu.
"Pada waktunya nanti akan meledak dan kita tidak bisa menjamin apa yang akan terjadi," ujar Chasrul.
Pertengahan Agustus lalu, DPRD Makassar telah turun ke lokasi dan menutup ekspedisi yang beroperasi di Kecamatan Tallo.
Hanya saja, dua hari setelah teguran itu, pengusaha Ekspedisi kembali beroperasi.
Baca: Mobil Truk Ekspedisi Seruduk 10 Kendaraan di Toraja, Begini Kronologisnya
Baca: TRIBUNWIKI: Ini 16 SMP Swasta di Kecamatan Tallo Makassar, Lengkap Lokasi dan Akreditasi
Baca: Tumpukan Ban Bekas Truk Terbakar, Warga Tallo Makassar Panik
Pemerintah Kecamatan Tallo telah mengedar surat teguran dan meminta pengusaha Ekspedisi pindah ke daerah bongkar muat angkutan yang telah disiapka di daerah pergudangan.
Dari pertemuan itu juga diketahui, banyak rambu larangan parkir yang sengaja ditabrak truk untuk dijadikan lahan parkir.
Pertemuan itu berakhir setelah pemerintah kecamatan dan kepolisian meminta waktu untuk menindaki pengusaha Ekspedisi.