Kondisi psikisnya yang kian buruk itulah yang membuat dokter menyarankan BJ Habibie untuk dirawat di rumah sakit jiwa.
"Itu akan terjadi karena bapak dan ibu begitu dekat, kalo satu pergi dia akan berontak organ-organnya. Dikatakan ada 4 options, pertama, segera dimasukan ke rumah sakit jiwa.
Kedua, saya tinggal di rumah, tim dokter datang ke rumah. Ketiga, saya menyampaikan masalah. Keempat, catatan," tutur BJ Habibie menyebutkan.
Rupanya Habibie berhasil sembuh dari depresi itu setelah ia memutuskan untuk menulis sebuah catatan.
"Saya pilih yang ke-4 yaitu membuat catatan, dia bilang harus selesai nggak lebih dari 3 bulan. Saya selesaikan 2 bulan," lanjut BJ Habibie mengatakan.
Dan benar saja, setelah membuat catatan tentang sang istri, kondisi BJ Habibie kian membaik.
Hingga akhirnya, catatan BJ Habibie dibuat jadi buku berjudul 'Habibie dan Ainun' yang sekarang juga diangkat ke layar lebar.
Bahkan, kini ada Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun.
Monumen tersebut terletak di Parepare, Sulawesi Selatan.
Monumen Cinta Sejati ini, dibuat untuk mengenang cinta Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie kepada istrinya Hasri Ainun Besari, dan untuk menginspirasi warga Parepare.
Selain itu Monumen Cinta sejati Ainun Habibie, ini adalah kado Pernikahan untuk Habibie pada hari ulang tahun pernikahannya dengan Ibu Ainun.
Ia pernah berilmu di SMAK Dago.
Ia belajar teknik mesin di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (sekarang Institut Teknologi Bandung) pada tahun 1954.
Pada 1955–1965 ia melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.
Pekerjaan dan karier