"Nah, setelah ketemu di tempat yang dijanjikan dan masuk ke dalam kamar seolah-olah itu cewek mendadak hyper sexy. Beberapa menit kemudian, tiba-tiba ada seorang laki-laki mirip perempuan keluar dari toilet atau balik gorden. (Karena saat kita masuk lampu kamar sudah mati) nah di situlah mulai dilakukan pemerasan," katanya saat dihubungi Tribun Medan melalui WhatsApp.
Bahkan menurut L, mereka tidak segan-segan memukul.
"Segala upaya dilakukan mereka mulai dari mop (ancaman) memeras dan menakuti-menakuti. Kalau yang saya alami, masing-masing punya peran berbeda. Cewek pertama, sebagai umpan. Cewek kedua tukang pukul dan banci sebagai penghasut," katanya menjelaskan.
"Mereka minta uang atau jaminan apalah. Entah itu HP, motor atau lain sebagainya. Mereka akan manggil temen lainya dari kamar sebelah untuk mengogap. Saya kemarin mau pijat dengan perjanjian Rp 100 ribu, tapi itu kita tanpa busana begitu juga dengan si cewek. Itu sebagai syarat. Untuk kamar telah disediakan oleh laki-laki berwatak perempuan itu. Saya tidak bisa buat LP dikarenakan saya tidak jadi uang keluar karena sudah sempat ribut," lanjut L mengatakan.
Baca: Amarah Doddy Sudrajat Lihat Foto Panas Vanessa Angel di Instagram, Lanjut Aksi Saling Balas, Lihat
Baca: Inilah Sosok Perwira TNI Sampaikan Ujaran Rasis ke Mahasiswa Papua di Surabaya, Nasibnya Sekarang
Setelah kejadian tersebut, L mengaku bahwa dirinya juga menyelidiki motif-motif seperti yang dialaminya.
"Kalau saya rasa komplotan mereka ini seperti sudah biasa berurusan dengan polisi karena saat kejadian kemarin mereka gak takut saat saya hendak membuat laporan. Mereka ini biasanya ngumpul di Gran Central lantai 5, Sriwijaya lantai III, rame mereka di situ," katanya mengungkapkan.
Motif dengan menggunakan media online sebagai wadah transaksi terbilang sangat besar perannya.
Hal tersebut juga dialami korban lainnya yang berinisial A pada Kamis (22/8/2019) lalu.
Dirinya menjadi korban setelah berkenalan dengan seorang wanita di aplikasi MiChat.
"Awalnya aku kenal lewat MiChat. Dia open BO di situ. Jadi aku chat dia, open ga hari ini ? Kata dia, iya bang. Mau kapan bang? Jadi saya bilang sekarang bisa," ucapnya.
Setelah komunikasi tersebut, A mengaku bahwa dirinya pun melakukan transaksi terkait tarif.
"Terus aku tanya harga. Dia buka Rp 600 ribu. Karena mahal sekali aku minta kurang menjadi Rp 200 ribu. Wanita tersebut menyanggupinya. Setelah ketemu dan kusuk tiba-tiba ia marah karena aku kasih Rp 200 ribu. Jadi dibilangnya, 'gak segini lah bang. Cuma uang kamar aja ni Rp 200 ribu'. Namanya aku mesan dia, tamu kan? Kalau dari awal dia bilang di aplikasi harga berbeda kan pasti kutolak. Dia gak terima aku bayar Rp 200 ribu. Setelah aku keluar, ku lihat udah rame sama germonya," kata A.
Saat disinggung soal berapa orang yang menjumpai korban, A mengaku sekitar 7 hingga 8 orang.
Baca: Jangan Kaget, Lihat Gaji-Fasilitas Artis Tina Toon hingga Ima Mahdiah Eks Staf Ahok di DPRD Jakarta
Baca: Dari Mana Roger Danuarta Biayai Nikahan Newah dangan Cut Meyriska? Pabrik Uangnya Tak Hanya Artis
Baca: Penumpang Pria Lecehkan Sopir Wanita di Depannya, Buka Ritsleting dan Pamer Alat Vital di Perjalanan
A juga mengaku ingat dengan ciri-cirinya.
"Ada yang tatoan. Cewek itu ngomong, udah bang, bayar aja. Nanti abang bulat di sini atau panjang urusannya ke Medan Baru karena kasus asusila. Kasih aja jaminan, jika tidak ada duit Rp 1 juta. Terakhir aku terpaksa mengasih uang Rp 1 juta. Mendengar ancaman mereka pada saat itu bahwa kejadian serupa sering terjadi bahkan ada gadai sepeda motor bahkan cerai dari istri," katanya pungkas.