Cerita Paskibraka Muhamat Asraf: Tak Punya Ayah, Tak Punya Uang, Pinjam Sepatu Robek, hingga Muntah

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Paskibraka 2019.

"Saya bilang ke dia, kalau memang mau jadi anggota Paskibraka, berlatihlah dengan tekun dan sungguh-sungguh," kata Atik.

Pinjam Sepatu Robek

Muhamat Asraf sempat merasa minder dan sedih, karena tidak memiliki sepatu untuk mengikuti seleksi Paskibraka tingkat nasional.

Tapi, orangtuanya tidak punya uang untuk membeli sepatu tersebut.

Namun, ibunya tidak menyerah.

Ibu Asraf, Atik, berdiri di depan rumahnya yang sudah dibedah pemerintah setempat di Desa Bina Baru, Kecamatan Kampar Kiri Tengah, Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (14/8/2019). Asraf salah satu Paskibraka nasional perwakilan Riau. (KOMPAS.COM/IDON TANJUNG)

Atik meminjam sepatu tetangganya yang sudah robek, agar anaknya bisa ikut seleksi.

"Dia sempat malu sama kawan-kawannya. Jadi saya pinjam sepatu tetangga," aku Atik. 

Ia menceritakan, awalnya Muhamat Asraf mengikuti seleksi Paskibraka di sekolahnya.

Setelah pulang dari latihan, Muhamat Asraf muntah-muntah.

"Saat itu dia muntah sampai di rumah. Dia bilang tadi ikut Paskibraka," sebut Atik.

Dikatakan Atik, anak bungsunya itu memiliki tinggi badan 170 cm, yang bercita-cita ingin menjadi polisi.

Muhamat Asraf memiliki sosok yang pendiam, dan hobi mencari ikan di sungai dan berolahraga main bola voli.

Bahkan, Atik tak menyangka Muhamat Asraf menekuni Paskibraka.

"Karena dia sering melihat upacara bendera 17-an di televisi, Asraf tertarik menjadi salah satu pasukan Paskibraka. Ternyata ia tekuni," ujar Atik.

Sejak itu, Asraf sering mengikuti kegiatan Paskibraka di sekolah, hingga akhirnya menjadi Paskibraka nasional.

Halaman
1234

Berita Terkini