Dalam ejaan Bahasa Indonesia, bacaan tersebut dibaca sebagai berikut
Allahumma Innaka 'Afuwwun, Tuhibbul 'Afwa, Fa'fu 'Anni
Doa malam Lailatul Qadar tersebut bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka akan memiliki arti berikut:
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi ampunan dan menyukai orang yang memohon ampunan, maka ampunilah aku." (HR: At-Tirmidzi 3760, Ibnu Majah 3850, Ahmad VI/171, Al-Hakim I/530 dan An-Nasa'i dalam Amalul Yaum wal Lailah, silahkan lihat Shahih Jami' At-Tirmidzi).
Dikira Kebakaran
Ini kisah nyata yang diceritakan turun-temurun kepada santri Pondok Pesantren Darud Dakwah Wal Irsyad (DDI) Mangkoso, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
Kisah spiritual yang dialami Anre Gurutta Haji (AGH) Abdurrahman Ambo Dalle, pendiri DDI yang disaksikan warga sekitar.
Saat itu Anre Gurutta Haji (AGH), Ambo Dalle itikaf tengah malam di Masjid Mangkoso, tepat pada malam ke-27 Ramadan.
Tiba-tiba sebercak cahaya terang berderang turun dari langit.
Cahaya berkilauan di tengah kegelapan malam itu, maklum waktu itu Mangkoso belum dialiri listrik, masuk ke masjid lewat atap.
AGH Ambo Dalle yang sedang tepekur, duduk bersila di tengah ruangan masjid, tiba-tiba dikelilingi tujuh gumpalan cahaya.
Masjid jadi terang benderang.
Sejumlah warga yang menyaksikan peristiwa itu berlarian ke masjid karena mengira masjid sedang terbakar.
Saat warga itu tiba, cahaya itu perlahan-lahan melayang ke arah kediaman AGH Ambo Dalle, sekitar 50 meter dari masjid itu.
Peristiwa itu terjadi 77 tahun lalu, malam ke-27 Ramadan, tahun 1939 masehi.