TRIBUN-TIMUR.COM - Menjelang berakhirnya bulan Ramadhan 1440 H /2019, banyak umat muslim mencari dan menantikan Malam Lailatul Qadar dipenghujung ramadan.
Adapun Malam Lailatul Qadar menjadi malam yang tepat untuk memohon ampun kepada Allah SWT di 10 hari terakhir.
Pasalnya doa yang dipanjatkan di Malam Lailatul Qadar dipercaya lebih baik dari seribu bulan.
Menurut tausyiah dari Ustaz Abdul Somad (UAS) yang diunggah saluran Tafaqquh video pada Kamis (23/5/2019), ada banyak pendapat tentang kapan sebenarnya malam Lailatul Qadar terjadi.
"Ada yang berpendapat malam yang pertama, ketiga, kelima. Ada pula pendapat pada malam Nuzulul Qur'an di malam 17," jelas UAS.
Kemudian ada pula yang berpendapat untuk mencari pahala Lailatul Qadar di 10 hari terakhir.
"Lalu malam yang mana 10 hari terakhir? makanya dipersempit lagi di malam 21, 23, 25, 27, dan 29," lanjut UAS.
Karena terlalu banyak pendapat, UAS menyebutkan jika hikmah dari semuanya adalah untuk tidak menyia-siakan setiap malam di bulan Ramadhan.
Namun banyak yang menekankan jika malam Lailatul Qadar jatuh di akhir bulan Ramadan.
UAS menjelaskan jika penekanan di akhir-akhir bulan Ramadan karena agar umat muslim tidak melupakan itikaf.
Itikaf sendiri berasal dari kata ‘akafa (عكف) yang berarti al habsu (الحبس) adalah mengurung diri atau menetap.
Menurut Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah, pengertian itikaf secara bahasa adalah berada di suatu tempat dan mengikat diri kepadanya.
Lalu bagaimana cara menjalankan itikaf?
Itikaf dianggap sah bila memenuhi 3 rukun sebagai berikut:
1. Niat Mendekatkan Diri kepada Allah.
2. Berdiam di Masjid
3. Islam dan suci, serta sudah akil baligh.
Menurut Ustaz Khalid Basamalah dalam tausiyah yang diunggah di Youtube dengan judul 'I'TIKAF Paling Afdhol Untuk Mengejar LAILATUL QADR', itikaf paling afdal dilaksanakan pada puasa ke-19 malam ke-20 dan keluar setelah salat Idul Fitri.
Maka disarankan untuk mencari masji yang Jami, artinya di masjid itu sering dilaksanakan salat Jumat dan salat Id.
Itikaf bisa dilaksanakan bersama keluarga dengan mengajak anak dan istri.
Saat berdiam diri di masjid, kita bisa melakukan berbagai amalan.
Berikut penjelasannya:
Bacaan Niat
Itikaf diawali dengan membaca lafal niat.
Berikut lafal niat itikaf:
Niat itikaf
نَوَيْتُ الْإِعْتِكَافَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitul i’tikaafa sunnatal lillaahi ta’aalaa)
Artinya: Aku berniat itikaf, sunnah karena Allah Ta’ala
Syarat
Semua ulama sepakat bahwa tempat itikaf adalah di masjid.
Untuk sahnya i’tikaf disyaratkan hal-hal sebagai berikut:
1. Beragama Islam
I’tikaf tidak sah jika dilakukan oleh orang kafir.
2. Berakal sehat
I’tikaf tidak sah jika dilakukan oleh orang gila dan sejenisnya. I’tikaf juga tidak sah jika dilakukan oleh anak kecil yang belum mumayyiz.
3. Bertempat di masjid
I’tikaf tidak sah jika dilakukan di rumah.
Kecuali menurut mazhab Hanafi yang membolehkan wanita beri’tikaf di mushala rumahnya.
4. Suci
I’tikaf tidak sah jika dilakukan oleh orang yang sedang junub, haid atau nifas. Bahkan mereka dilarang berada di dalam masjid.
5. Izin suami bagi istri.
Menurut mazhab Hanafi, Syafii dan Hambali, seorang istri tidak sah beri’tikaf tanpa izin dari suaminya.
(TribunStyle.com/Galuh Palupi)
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Begini Cara Mendapatkan Malam Lailatul Qadar dengan Itikaf, Syarat, Niat dan Tata Caranya, http://bangka.tribunnews.com/2019/05/26/begini-cara-mendapatkan-malam-lailatul-qadar-dengan-itikaf-syarat-niat-dan-tata-caranya?page=all.
Editor: asmadi